Reporter: Adhitya Himawan, Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Untuk mendukung terbentuknya masyarakat tanpa uang tunai alias cashless society, perbankan kian agresif menggenjot transaksi pembayaran menggunakan kartu. Maklum, selain bisa meningkatkan efisiensi operasional, layanan transaksi non-tunai bisa memperbesar pundi-pundi pendapatan komisi alias fee based income.
Bank Rakyat Indonesia (BRI), misalnya, menggelar program pembelian gadget dengan bunga 0% menggunakan kartu kredit BRI di ajang pameran Indocomtech pekan ini. Sekretaris Perusahaan BRI Muhammad Ali mengatakan program tersebut akan mempermudah nasabah BRI yang ingin membeli gadget. "Mereka juga berpeluang mendapat hadiah setiap bertransaksi mengunakan kartu BRI baik kartu kredit, kartu debit, maupun e-money Brizzi." imbuhnya.
Tentunya, program promosi digelar untuk meningkatkan transaksi kartu non-tunai BRI. Dengan jumlah nasabah 44 juta orang, transaksi non-tunai di BRI mencapai 10 juta transaksi per hari. Sedangkan jumlah kartu debit BRI hingga September 2013 mencapai 18, 5 juta kartu, meningkat 21,7% ketimbang posisi September 2012. Transaksi kartu debit per bulan mencapai 90 juta transaksi dengan nilai Rp 50 triliun per bulan.
Pendapatan komisi dari transaksi non-tunai di BRI hingga September 2013 mencapai Rp 443 miliar. Jumlah ini melonjak 63,4% dibanding periode sama 2012. Meski meningkat signifikan, kontribusi komisi transaksi non-tunai terhadap total pendapatan komisi baru mencapai 13%. "Kami tengah menyiapkan infrastruktur agar kontribusi meningkat," kata Ali.
Bank Central Asia (BCA) juga terus menggeber transaksi kartu debit dan kartu kredit. Kepala Kartu Kredit BCA Santoso, mengatakan jumlah kartu kredit BCA hingga saat ini mencapai 2,45 juta kartu dengan jumlah transaksi rata-rata 10 juta transaksi per bulan. Rata-rata nilai transaksi dalam sebulan berkisar Rp 3 triliun-Rp 3,5 triliun.
Ina Suwandi, Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa Bank BCA, menambahkan, jumlah kartu debit BCA mencapai 11 juta kartu. Jumlah transaksi per bulan berkisar 12 juta-13 juta transaksi dengan nilai Rp 7 triliun-Rp 8 triliun.
Untuk menggenjot penggunaan kartu kredit, Santoso mengatakan, BCA terus menambah nasabah baru dan merchant baru. Selain itu, BCA juga rutin mengadakan beragam program insentif pembelian barang elektronik mengunakan kartu kredit BCA. "Kami juga mengadakan program promosi untuk pengguna kartu debit dengan beberapa merchant," imbuh Ina.
Komisi meningkat
Tak mau kalah, Bank Mandiri juga menggelar berbagai program loyalitas nasabah pemegang kartu kredit untuk meningkatkan jumlah transaksinya. Boyke Yurista, Senior Vice President Consumer Cards Group Bank Mandiri, mengatakan jumlah kartu kredit Mandiri saat ini sekitar 20 juta kartu dengan nilai transaksi rata-rata Rp 18 triliun sebulan.
Pertumbuhan transaksi kartu kredit Bank Mandiri turut meningkatkan pundi-pundi pendapatan komisi. Boyke mengatakan, pendapatan komisi dari transaksi non-tunai di Mandiri tumbuh 25%.
Sedangkan Bank OCBC NISP memilih fokus menyasar segmen kelas menengah atas. Irwan Sutjipto Tisnabudi, Division Head Unsecured Loan OCBC NISP menargetkan nilai transaksi kartu kredit tahun ini mencapai Rp 1,6 triliun dengan jumlah kartu sebanyak 120.000 kartu.
Sementara, Bank Bukopin menerapkan strategi co-branding dengan korporasi dan komunitas. Tri Joko Prihanto, Direktur Keuangan Bank Bukopin, mengatakan kontribusi segmen kartu kredit terhadap total fee based income tumbuh jadi 52,66%. Tahun lalu, kontribusinya baru 35,71%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News