kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit migas tumbuh di atas rata-rata industri


Kamis, 24 November 2011 / 16:43 WIB
ILUSTRASI. Obat diabetes bisa memperparah komplikasi Virus Corona.


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Penyaluran kredit ke sektor minyak dan gas memang masih kalah dibandingkan kredit ke perdagangan, kelistrikan ataupun pertambangan. Posisinya selalu di luar peringkat lima besar.

Tapi, meski bukan menjadi motor pertumbuhan kredit, kegiatan usaha minyak dan gas bumi selalu layak dibiayai. Potensinya pun masih besar. "Pertumbuhan year to date-nya mencapai 28% atau sekitar Rp 17 triliun. Masih di atas rata-rata pertumbuhan keseluruhan kredit. NPL-nya juga kecil, di bawah 1%," kata Deputi Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Irwan Lubis, Kamis (24/11).

Angka penyaluran kredit ke sektor migas terlihat kecil karena ada kerancuan dalam kategorisasi debitur. Selama ini pembiayaan di sektor migas cenderung lebih banyak untuk eksplorasi, eksploitasi dan distribusi. Sementara untuk vendor penyedia jasa dan barang di sektor migas, penyaluran kreditnya bisa masuk di kategori perdagangan ataupun jasa. "Misalnya pengadaan barang kan masuknya sektor perdagangan. Tapi kalau migas itu, itu murni ekplorasi dan distribusi," jelas Irwan.

Di luar urusan pencatatan itu, kredit yang tersalurkan ke segmen ini sulit tumbuh tinggi karena debiturnya tidak banyak. Selain itu, pembiayaannya pun tergolong besar. "Beda kalau di perdagangan dan industri. Itu kan ada ritel, ada UMKM sehingga basis debiturnya cukup banyak. Bisa jutaan," ujarnya.

Irwan menampik anggapan risiko penyaluran kredit di sektor migas tinggi, khususnya untuk eksplorasi atau kegiatan pencarian cadangan migas. Pasalnya, risiko gagal menemukan cadangan minyak bisa diturunkan dengan memanfaatkan teknologi canggih.

"Sekarang kan, ekplorasi itu, sudah lebih tinggi tingkat kepastiannya daripada sebelumnya. Tapi memang risikonya sulit dibaca dibanding kredit umumnya sehingga banyak juga yang melakukan pembiayaan sendiri (self financing)," katanya tanpa menyebut kompisisi perbandingan antara penyaluran kredit perbankan dan pembiayaan sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×