kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit non-konsumer bakal melambat


Senin, 23 Juli 2012 / 08:35 WIB
Kredit non-konsumer bakal melambat
ILUSTRASI. Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Selama Ramadan bisnis bank cenderung melambat. Pertumbuhan hanya terjadi di bank yang bergerak di sektor konsumer, seperti kredit tanpa agunan (KTA), kredit kendaraan, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit. Mereka tetap tumbuh lantaran menikmati kenaikan transaksi dan belanja masyarakat sepanjang bulan puasa.

Bank yang fokus usahanya di korporasi, trade finance atau menyediakan kredit modal kerja, paling rentan menghadapi perlambatan. Bank of India Indonesia dan Bank Mutiara misalnya, sudah mengantisipasi. Kedua bank ini memprediksi penyaluran kredit bisa turun 20% dibandingkan saat normal.

Menurut Benny Purnomo, Direktur Bank Mutiara, berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tren bisnis kredit selama Ramadan dan Idul Fitri selalu melambat. "Khususnya, sektor kredit modal kerja bisa turun sampai 20% dibandingkan bulan biasa," ujarnya, kemarin.

Per Juni 2012, Bank Mutiara menyalurkan kredit Rp 10,5 triliun atau naik 26,5% (year on year/yoy). Dibandingkan akhir tahun lalu atau year to date (ytd), Mutiara membukukan kenaikan 12,9%.

Artinya, kredit baru selama enam bulan pertama sekitar Rp 1,2 triliun. Kalau dirata-rata, penyaluran kredit berkisar Rp 200 miliar perbulan. Dengan asumsi penurunan kredit 20%, selama Ramadan dan Idul Fitri, penyaluran kredit baru diperkirakan hanya sekitar Rp 160 miliar.

Benny menjelaskan, dari total portofolio kredit sebanyak 60% - 70% mengalir ke sektor korporat. Berdasarkan pengalaman, sektor ini cenderung menahan permintaan kredit selama Ramadan dan Idul Fitri. "Tetapi, kondisi ini akan kembali normal setelahnya, selalu begitu," imbuh Benny.

Bank of India Indonesia (BOII) juga memiliki kalkulasi yang sama sama. Maklum, porsi kredit korporasi bank asal India ini mencapai 66% dari total kredit. Hanya sekitar 34% yang mengalir ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM.

Namun, menurut Lim Wardiman, Direktur BOII, penurunannya tidak akan signifikan, hanya berkisar 5%-10%. "Meski penyaluran kredit di sektor korporat mungkin melambat, di sektor UMKM, cenderung naik jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," terang Lim.

Hingga Juni 2012, outstanding kredit BOII sebesar Rp 1,52 triliun, tumbuh tipis 5,5% dibandingkan akhir tahun lalu (ytd). Dana pihak ketiga naik 14,2% dari Rp 1,68 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 1,92 triliun pada semester pertama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×