Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Sektor perikanan dan kelautan tampak belum menarik minat perbankan. Risiko tinggi dan persepsi yang kurang baik, menyebabkan penyaluran kredit perbankan ke sektor perikanan dan kelautan masih minim.
Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saad,mengatakan kinerja kredit sektor perikanan dankelautan belum menggembirakan. Selain alokasi kredit kecil, persepsi usaha kedua sektor tersebut belum memperoleh kepercayaan perbankan.
Sektor perikanan, lanjut Sudirman, juga masih dianggap sebagai sektor yang berisiko tinggi dalam penyaluran kredit. Padahal, potensi sektor kelautan sangat luas. Tak cuma usaha perikanan, usaha pariwisata kelautan yang memanfaatkan pesisir pantai selama ini juga belum tersentuh kredit perbankan.
Yugi Prayanto, Wakil Ketua Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, meminta ada klasifikasi jenis sektor perikanan. Maklum, sektor perikanan meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya, hingga pengolahan. Dengan begitu, minat bank masuk ke sektor tersebut semakin besar karena bisa memilih risiko. "Kadin ingin sektor perikanan setara dengan pertanian atau lebih besar dari pertanian," imbuh Yugi.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), hingga Agustus 2013, penyaluran kredit ke sektor perikanan mencapai Rp 5,8 triliun. Jumlah ini meningkat 23,68% ketimbang periode sama tahun 2012. "Kredit ke sektor perikanan tumbuh meskipun dibanding total penyaluran kredit masih kecil, " kata Direktur Eksekutif Hubungan Masyarakat BI, Difi A. Johansyah.
Menurut Difi, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) sektor perikanan juga terbilang baik. Pada awal tahun 2013, NPL kredit perikanan berada pada level 3,69%. Rasio ini menurun pada menjadi 2,95% pada Agustus 2013.
Sebanyak 60% kredit mengalir ke sektor perikanan merupakan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Akhir tahun 2012 lalu, kredit UMKM ke sektor perikanan mencapai Rp 3 triliun. Jumlah tersebut mendaki pada Agustus 2013 menjadi sebesar Rp 3,5 triliun. Meskipun masih minim, Difi mengatakan, BI tidak akan begitu saja mendorong perbankan untuk memperbanyak penyaluran kredit ke sektor perikanan.
Sebab, penyaluran kredit tergantung minat dan analisis tiap bank. Apalagi, tidak semua nasabah dari sektor perikanan juga membutuhkan penyaluran kredit dari perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News