kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kredit sindikasi masih punya taji


Sabtu, 17 Desember 2016 / 08:30 WIB
Kredit sindikasi masih punya taji


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bankir punya banyak strategi untuk tetap bisa mengerek pertumbuhan kreditnya. Salah satu komponen yang menjadi target tahun 2017 mendatang adalah kredit sindikasi, yang dinilai tetap mampu menyumbang pertumbuhan dua digit.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), misalnya, mengincar pertumbuhan kredit sindikasi sebesar 15%–20% di tahun 2017. Mayoritas kenaikan bersumber dari sektor infrastruktur, meski usaha tekstil dan manufaktur juga turut berkontribusi.

Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI Dedi Priambodo bilang, salah satu pendorong kredit sindikasi ini adalah dari proyek jalan tol. “Sampai November 2016, jumlah kredit sindikasi ke jalan tol yang sudah disalurkan BNI mencapai Rp 80 triliun,” tutur Dedi, usai menghadiri acara penandatangan fasilitas kredit sindikasi Jalan Tol Serpong Balaraja, Jumat (16/12).

Demi meningkatkan kredit infrastruktur, lanjut Dedi, tahun depan BNI akan mencoba sistem penyaluran kredit baru, yaitu dengan mekanisme dana talangan. Pembiayaan dana talangan ini untuk membantu pengadaan tanah dalam proyek sindikasi jalan tol.

Selain jalan tol, tahun depan BNI juga akan mengincar beberapa proyek infrastruktur, seperti pembangkit listrik.

Demikian juga dengan bank pelat merah lain, yakni Bank Mandiri. Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, pihaknya mengincar pertumbuhan kredit sindikasi dari proyek pembangunan jalan tol.

Bank bersandi saham BMRI tersebut pun sudah mengincar lima proyek tol untuk dibiayai pada tahun depan. Kelima proyek tol itu adalah Jalan tol Pandaan-Malang, Batang Semarang, Cikampek, Manado Bitung, dan Balikpapan-Samarinda. “Sampai November 2016, penyaluran kredit Mandiri di jalan tol tercatat sebesar Rp 16,5 triliun,” terang Royke.

Selain kelima proyek tol itu, Bank Mandiri tahun depan juga ikut pembiayaan pembangunan jalan tol milik Jasa Marga. Kata Royke, untuk pembiayaan di jalan tol biasanya dilakukan dengan mekanisme sindikasi karena besarnya jumlah kredit yang disalurkan. Lewat sindikasi, risiko dan pengawasan kredit juga bisa ditanggung bersama.

Sampai akhir tahun, kata Dikdik Yustandi, Vice President Korporasi Bank Mandiri, pertumbuhan kredit infrastruktur, khusus jalan tol, diharapkan bisa naik 65%. "Sudah adanya beberapa proyek strategis nasional yang sudah dalam pipeline,” ujar Dikdik.

Bidik perkebunan

Lain halnya dengan Bank Muamalat yang justru mengincar kredit sindikasi di sektor komoditas. Menurut Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat Indra Y. Sugiarto, di tahun depan harga komoditas, utamanya kelapa sawit, diperkirakan akan semakin membaik jika dibandingkan tahun ini dan sebelumnya.

“Untuk itu, kami tahun depan bersama 5–8 bank, berencana masuk ke kredit sindikasi kelapa sawit, dengan total nilai sindikasi Rp 4 triliun,” beber Indra, kemarin (16/12). Muamalat akan berkoalisi dengan sejumlah BPD dan bank pemerintah. Hingga kuartal III, pembiayaan Bank Muamalat turun 4,06% menjadi Rp 44,85 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×