kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit tambang mulai mengembang, perbankan tetap waspada


Kamis, 09 Mei 2019 / 22:02 WIB
Kredit tambang mulai mengembang, perbankan tetap waspada


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pertambangan sejak Semester 1/2018 mulai kembali bangkit, setelah sebelumnya terpuruk pada 2017.

Tren tersebut masih berlanjut hingga kini, meskipun di lain sisi dari catatan Bank Indonesia (BI) sepanjang kuartal 1/2019 kredit pertambangan telah mencapai Rp 372,3 triliun, tumbuh 29,5% (yoy) dibandingkan capaian pada kuartal 1/2019 senilai Rp 287,3 triliun.

Beberapa bank besar pun mulai menangguk untung atas pertumbuhan ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100 ini) misalnya sepanjang kuartal 1/2019 telah menyalurkan kredit senilai Rp 12,76 triliun. Bertumbuh hingga 55,5% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2019 senilai Rp 8,21 triliun.

“Penopang utama segmen ini terutama berasal dari industri batubara. khususnya untu memasok kebutuhan pembangkit listrik,” jelas Direktur Corporate Banking BNI Putrama Wahju Setyawan kepada Kontan.co.id.

Hingga akhir tahun pun bank berlogo 46 ini berharap pertumbuhan sektor petambangan masih bisad didongkrak. Sebab capaian di kuartal 1/2019 ini termasuk besar jika dibandingkan realisasi kredit pada akhir 2018 lalu sebesar Rp 15,70 triliun.

Meski bertumbuh pesat, kontribusi sektor pertambangan masih cilik terhadap total kredit korporasi perseroan yang mencapai Rp 269,33 triliun, atau sebesar 4,7%. Belum lagi, rasio kredit bermasalah sektor ini juga terbilang sangat besar dengan non performing loan (NPL) gross di level 10,1%.

Pertumbuhan juga turut dialami oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100 ini) yang meskipun punya inti bisnis di segmen kredit mikro. Sepanjang kuartal 1/2019, perseroan mampu meraih pertumbuhan 5% (yoy).

“Pada kuartal 1/2019 penyaluran kredit pertambangan kami tumbuh 5% (yoy), lebih baik memang dibandingkan pertumbuhan pada kuartal 1/2018 yang sebesar 2,9% (yoy),” kata Direktur Utama BRI Suprajarto kepada Kontan.co.id.

Meski demikian, Suprajarto mengakui kontribusi sektor pertambangan memang kecil, cuma sekitar 2,5% dari total kredit korporasi yang disalurkan perseroan senilai Rp 197,5 triliun yang tumbuh 14,16% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2018 senilai Rp 173,0 triliun.

Hingga akhir tahun pun, Suprajarto bilang perseroan tak terlalu berharap dari sektor pertambangan. Selain mengingat bukan merupakan pasar utama perseroan, ia menilai industri pertambangan sejatinya belum pulih betul.

“Ekspansi kami di sektor pertambangan tak besar, kami hanya menargetkan pertumbuhan single digit. Apalagi pertumbuhan sektor pertambangan masih stagnan sejak 2018 hingga kuartal 1/2019 di kisaran 2% (yoy), jelasnya.

Nah pilihan untuk lebih waspada ini yang diambil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja. Industri pertambangan tak jadi bidikan perseroan menyalurkan kreditnya.

“Kami tidak tertarik masuk ke segmen pertambangan, tidak stabil. sangat naik turun. jadi kami juga tidak ada target,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sepanjang kuartal 1/2019 sendiri kredit BCA berhasil merealisasikan kredit korporasi senilai Rp 207,78 triliun tumbuh 15,8% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2018 senilai Rp 179,40 triliun.

Sementara industri penopangnya berasal dari industri perkebunan dan agrikultur yang berkontribusi sebesar 7,5% dari total kredit korporasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×