Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, segmen kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu yang terdampak. Maka tidak aneh, kalau dalam beberapa bulan terakhir, penyaluran kredit ke segmen ini memang menciut.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per Juli 2020 kredit UMKM turun 0,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.013,8 triliun. Penurunan ini lebih dalam 0,1% dari periode bulan sebelumnya. Walhasil, pemerintah bersama dengan perbankan pun makin gencar menggenjot segmen UMKM.
PT Bank Mandiri Tbk misalnya, baru saja menggandeng kerjasama dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk menyalurkan kredit mikro produktif kepada mitra Telkomsel terpilih melalui aplikasi digital Digipos.
Baca Juga: Pengamat: Alur penyelamatan Bukopin bisa jadi rujukan untuk sehatkan bank sakit
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi bilang pinjaman ini nantinya bisa diakses oleh lebih dari 500.000 mitra eksisting Telkommsel. "Mungkin yang eligible ada 150.000 orang, kita mulai dulu bisa 50.000 orang kita berikan kredit mikro kisaran Rp 2 juta sampai Rp 2 juta plafonnya," katanya dalam Video Conference di Jakarta, Selasa (8/9).
Memakai asumsi target penyaluran tersebut, pihaknya memperkirakan tahun ini akan ada sekitar Rp 100 miliar sampai Rp 250 miliar. Adapun kredit ini akan disalurkan secara non tunai (digital) melalui LinkAja milik PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). Kerjasama dengan Telkomsel dan Finarya ini, tambahnya, juga sejalan dengan strategi digital perseroan terutama dalam peningkatan pembiayaan segmen mikro di masa pandemi.
Tercatat hingga Juni 2020, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 116,3 triliun. Nilai tersebut masih tumbuh 5,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hery juga menambahkan, upaya ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mendorong segmen UMKM. Sekaligus untuk mendorong porsi kredit UMKM di Bank Mandiri memenuhi aturan Bank Indonesia (BI) yakni sebesar 20%. "Kami mendekati 20%, tapi saat ini belum. Harapan kami ke depan, kami bisa mencapai batas treshold tersebut," sambungnya.
Baca Juga: Menaker: Bantuan subsidi gaji sudah disalurkan ke 3,69 juta rekening
Begitu juga dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang menegaskan akan tetap berkomitmen untuk menyalurkan kredit ke UMKM. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan sampai dengan Juni 2020 total kredit komersial dan UKM sudah mencapai Rp 184,59 triliun. Meski begitu, merujuk laporan keuangan BCA realisasi tersebut memang tercatat menurun sebanyak 0,9% secara tahunan. Pun, bila ditelisik secara year to date (ytd) penurunannya cukup dalam yakni 9% yoy.
"Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, BCA mengedepankan peranan sentra UMKM yang terbesar di beberapa kota besar di Indonesia," katanya. Namun, BCA memang tidak mematok besaran target untuk kredit UMKM. Namun, penyaluran kredit akan tetap terus dilakukan tentunya dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.
Sementara itu, PT Bank BNI Syariah mengatakan akan makin gencar menggenjot pembiayaan UMKM. Apalagi setelah mendapatkan jatah kredit usaha rakyat (KUR) dari Pemerintah sebesar Rp 700 miliar. Dengan komposisi Rp 350 miliar untuk KUR Mikro dan Rp 350 miliar untuk KUR kecil yang akan disalurkan kepada 68 kantor cabang BNI Syariah.
"Kalau seluruh calon debitur mengambil maksimal nilai plafon, maka tahun ini KUR bisa disalurkan setidaknya ke 7.700 nasabah tahun ini," ujar Direktur Bisnis Retail dan Jaringan BNI Syariah Iwan Abdi belum lama ini.
Wajar saja, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini memang terbilang fokus bermain di segmen UMKM dengan jumlah debitur yang mencapai 7,7 juta nasabah. Adapun, beberapa sektor yang akan menjadi fokus BNI Syariah antara lain pertanian, perdagangan, industri, perikanan, peternakan dan di sektor jasa lainnya sesuai dengan persyaratan KUR dari Pemerintah.
Baca Juga: Penuhi modal inti Rp 1 triliun, tujuh bank BUKU I tinggal punya waktu sekitar 3 bulan
Sementara itu, sampai dengan kuartal II 2020 BNI Syariah mencatatkan realisasi pembiayaan mikro sebesar Rp 1,53 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 12.254. Sampai akhir tahun, pembiayaan mikro BNI Syariah diharapkan bisa mencapai Rp 1,63 triliun.
Sebagai tambahan informasi saja, menurut data bank sentral, penurunan pertumbuhan kredit UMKM utamanya terjadi pada skala usaha mikro, dari naik 2% yoy di bulan Juni 2020 menjadi minus 1,4% yoy di bulan Juli 2020. Berdasarkan jenis penggunaannya, penurunan kredit UMKM disebabkan oleh kredit investasi yang baru naik 0,2% yoy alias stagnan. Sementara kredit modal kerja masih turun 0,7% yoy.
Selanjutnya: Berkurang satu, ini 157 fintech lending yang terdaftar di OJK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News