kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

KSSK menilai kinerja intermediasi keuangan masih solid di kuartal I-2019


Selasa, 23 April 2019 / 21:30 WIB
KSSK menilai kinerja intermediasi keuangan masih solid di kuartal I-2019


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan, terutama pada sektor jasa keuangan terjaga dengan baik di sepanjang kuartal-I 2019.

"Kinerja intermediasi keuangan masih solid dengan pertumbuhan kredit perbankan masih pada level dua digit dan didukung dengan profil risiko yang terjaga pada level yang rendah," terang Ketua OJK Wimboh Santoso dalam Konferensi Pers Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (23/4).

Wimboh menyebut, per Februari, kredit perbankan tumbuh 12,13% yoy, lebih tinggi dari posisi Desember 2018 yaitu 11,82% yoy. Rasio non performing loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,59%, lebih rendah dibanding Desember 2018 yang sebesar 2,37%.

Pertumbuhan kredit perbankan, menurutnya, didorong oleh kredit produktif yaitu kredit investasi yang tumbuh 13,96% dan kredit modal kerja yang tumbuh 12,75%.

"Penyaluran kredit perbankan didorong oleh empat sektor yang pertumbuhan kreditnya lebih tinggi dari rata-rata industri yaitu sektor pertambangan, listrik, gas dan air, konstruksi, dan transportasi," lanjut Wimboh.

Sementara, penyaluran pembiayaan dari lembaga pembiayaan per Februari 2019 masih tumbuh 4,61% yoy, meski turun dari posisi Desember 2018 yang sebesar 5,17% yoy. Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan per Februari 2019 sebesar 2,70%.

Sepanjang kuartal-I 2019, investor asing mencatatkan net buy di pasar saham dan pasar SBN masing-masing sebesar Rp 12,13 triliun dan Rp 73,87 triliun. Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 28,34 triliun.

"Ini seiring dengan meredanya tekanan dari pasar keuangan global," jelas Wimboh.

Wimboh menilai, kinerja intermediasi yang positif didukung oleh tingkat permodalan lembaga jasa keuangan yang tinggi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per Februari 2019 berada pada level 23,86%.  Sementara, Risk-Based Capital (RBC) untuk asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 316% dan 442%.

Adapun, indikator likuiditas perbankan per Februari juga masih pada tingkat yang manageable menurut Wimboh, dengan rasio aset likuid terhadap DPK (AL/DPK) tercatat mencapai 22,33% , AL/NCD sebesar 107,25%, dan LCR tercatat sebesar 218,45%, yang kesemuanya masih di atas threshold-nya.

Wimboh bilang, dalam rangka menjaga resiliensi lembaga keuangan nasional dalam menghadapi downside risk perlambatan ekonomi global, OJK terus meningkatkan kapasitas pelaku di industri keuangan, baik dari sisi permodalan maupun manajemen risikonya.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan, OJK akan terus meningkatkan peran sektor jasa keuangan untuk menyediakan pembiayaan bagi pembangunan khususnya melalui pengembangan pasar modal baik dari sisi supply maupun demand," kata dia.

Selain itu, OJK juga akan terus membuka akses keuangan seluas luasnya bagi UMKM dan masyarakat di daerah pedesaan dan daerah terpencil diantaranya melalui perluasan pemanfaatan teknologi keuangan, penyaluran KUR dengan skema kluster dan pendirian Bank Wakaf Mikro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×