Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Beberapa bank swasta pada kuartal I-2017 mencatat perbaikan efisiensi yang cukup bagus. Hal ini ditunjukkan dengan rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) 10 bank besar swasta yang mengalami penurunan.
Dari 10 bank besar, bank swasta hampir seluruhnya mengalami perbaikan efisiensi. Ada lima besar bank swasta dengan penurunan BOPO yang cukup tinggi.
Lima bank swasta tersebut di antaranya adalah Bank Permata, Bank Danamon, Bank CIMB Niaga, Bank BCA, dan Bank Panin. Bank tersebut secara berurutan mencatat penurunan BOPO sebesar masing-masing 2365bps menjadi 87,29%, 913bps menjadi 69,8%, 863bps menjadi 85,4%, 455bps menjadi 65,2% dan 312bps menjadi 79,7%.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan mengatakan perbaikan efisiensi bank swasta ini disebabkan karena rasio kredit bermasalah (NPL) yang sudah lebih terkendali.
“Sehingga bank tidak perlu membentuk pencadangan tambahan lagi,” ujar Nelson kepada KONTAN, Jumat (5/5).
Pencadangan tercatat merupakan salah satu faktor utama pembentuk biaya operasional bank. Berdasarkan catatan KONTAN, pada kuartal 1 2017, CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) 10 bank besar sebesar 113,5 triliun atau naik 33,08% secara tahunan atau year on year (yoy).
Kenaikan pencadangan ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal 1 2016 lalu sebesar 35,92% yoy.
Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC NISP mengatakan perbaikan efisiensi ini disebabkan karena membaiknya beberapa biaya operasional. “Komponen pembentuk biaya operasional di antaranya adalah biaya cadangan, SDM, dan administrasi,” ujar Parwati kepada KONTAN, Kamis (4/5).
Menurut Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, penurunan BOPO pada kuartal 1 2017 disebabkan karena peningkatan pendapatan bunga bersih sejalan dengan peningkatan kredit segmen mikro dan pertumbuhan fee based. “Pada akhir tahun BOPO dijaga di angka 85% sampai 86%,” ujar Glen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News