Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona terbaru (Covid-19) bakal kian menekan kinerja perbankan besar tahun ini. Sebagian bank sebetulnya sudah memperkirakan bakal ada perlambatan tahun ini sebelum virus itu mencuat karena ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang.
Perolehan laba bersih bank besar akan tergerus tahun ini. BCA Sekuritas misalnya sudah memangkas proyeksi laba bank-bank jumbo akibat dampak dari corona. Perlambatan pertumbuhan net profit tersebut bahkan sudah dimulai pada kuartal I tahun ini.
Baca Juga: Bank Permata (BNLI) sebut kemungkinan akuisisi Bankok Bank rampung Mei 2020
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya memprediksi akan mengalami sedikit tekanan perolehan laba pada kuartal I. "Mengingat dampak Covid-19 sudah mulai dirasakan sejak pertengahan Maret, sehingga laba kuartal I akan sedikit tertekan," kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI pada Kontan.co.id, Rabu (29/4).
Tekanan laba lebih berat akibat pandemi itu diperkirakan BRI akan terjadi pada kuartal II. Namun, dampak dari tekanan itu diharapkan berkurang sejalan dengan adanya relaksasi beberapa aturan kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kebijakan supportif dari Bank Indonesia (BI) dan stimulus dari pemerintah.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah mengalami tekanan laba pada bulan Februari. Net profit perseroan di bulan itu tergerus 14,5% secara year on year (YoY) jadi Rp 1,42 triliun. Hanya saja, laba di Januari masih tumbuh bagus sehingga secara total di dua bulan pertama masih terjadi pertumbuhan sebesar 13,7% jadi Rp 4,33 triliun.
Direktur Keuangan BCA, Vera Eva Lim mengatakan, sudah sejak awal tahun perseroan memasang target kinerja secara konservatif dengan ketidakpastian situasi ekonomi. Covid-19 akan semakin menambah tantangan bank.
Baca Juga: S&P pangkas outlook Bank Mandiri, BRI dan BNI jadi negatif
Hanya saja, dia tidak bersedia memberikan bocoran terkait kinerja perseroan di kuartal I. "BCA akan menyampaikan detail pencapaian perseroan kuartal pertama kepada publik sesuai jadwal yang akan diinformasikan kemudian," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (28/4).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja pada hari sebelumnya memastikan laba tahun ini perseroan tahun ini akan turun. “Tahun ini pasti laba akan negatif, sepertinya tidak akan ada bank yang labanya akan tumbuh," ujarnya.
Sementara PT Bank Mandiri Tbk masih berhasil mencatatkan pertumbuhan laba positif pada bulan Maret, melanjutkan pertumbuhan yang didapat di dua bulan sebelumnya sebesar 13,4% YoY jadi Rp 4,76 triliun.
Walau kinerja masih on the track, namun Rully Setiawan, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengungkapkan sudah mulai terlihat terkanan kredit di bulan Maret. Saat ini Bank Mandiri memang tengah fokus menjaga kualitas kredit dan memberikan bantuan kepada debitur yang membutuhkan relaksasi.
Baca Juga: Inilah 4 perkembangan ekonomi dan kebijakan terkini Bank Indonesia
Bank OCBC NISP masih membukukan kinerja positif. Laba bersih naik 3,4% YoY jadi Rp 791 miliar. Tetapi pertumbuhan itu melambat dari kuartal I 2019 yang tumbuh 15% YoY. Kredit perseroan tumbuh 5,4% dengan rasio NPL gross terjaga di level 1,8%, dan NPL nett 0,9%. Sedangkan dana pihak ketiga tumbuh 5,2%.
Meski demikian, Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyatakan pandemi Covid-19 memang bakal menantang pertumbuhan kinerja perbankan secara umum. “Kami terus memastikan menjalankan strategi yang difokuskan pada peningkatan pendapatan non-bunga, melakukan efisiensi dan menjaga kualitas kredit,” katanya.
Adapun hanya membukukan laba bersih Rp 418 miliar di triwulan pertama tahun ini. Itu merosot tipis 0,7% dari periode yang sama tahun 2019. Penyaluran kredit BJB masih tumbuh 9,1% YoY dan DPK naik 4% YoY.
Baca Juga: Analis prediksi yield SBN secara jangka panjang akan turun, kenapa?
Hanya Bank Jatim yang tumbuh cukup bagus. Laba bersih perseroan naik 8,33% YoY di kuartal I 2020, lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan I tahun lalu sebesar 7,61% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News