Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Edy Can
JAKARTA. Selama Januari-Maret lalu, kinerja perbankan syariah membaik. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Syariah, laba perbankan syariah naik sebesar 21,95% menjadi Rp 400 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba ini berasal melonjaknya kucuran kredit bank syariah. Pada kuartal pertama tahun ini, kucuran kredit mekar sebesar 47,89% menjadi sebesar Rp 74,253 triliun.
Kucuran kredit mengalir untuk pembiayaan modal kerja sebesar Rp 32,77 triliun. Di posisi kedua ada pembiayaan konsumsi sebesar Rp 27,112 triliun dan investasi sebesar Rp 14,37 triliun.
Pembiayaan ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM) juga mengalami kenaikan 42,07% menjadi sebesar Rp 1,246 triliun. Sedangkan porsi non UKM hanya Rp 917,86 miliar atau naik 12,82%.
Sektor yang paling banyak menerima kucuran kredit adalah jasa dunia usaha. Hingga Maret lalu, sektor ini menerima kredit sebesar Rp 20,21 triliun. Lalu disusul sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 7,689 triliun. Sedangkan sektor yang masih kecil memperoleh pembiayaan adalah sektor pertambangan hanya sebesar Rp 1,015 triliun.
Dari total kucuran pembiayaan itu, jumlah yang macet atau non performing finance (NPF) turun menjadi 3,6% dari 4,53% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan NPF ini karena kolektibilitas pembiayaan yang bersifat lancar mengalami kenaikkan 49,33% atau sebesar Rp 71,577 triliun, sedangkan pembiayaan macet hanya Rp 1,252 triliun walapun masih cukup signifikan jika dibandingkan dengan pembiayaan kurang lancar yang sebesar Rp 1,064 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News