Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan alat berat kian bangkit di kuartal tiga tahun ini. Membaiknya harga sejumlah komoditas memberi angin segar pada kinerja sejumlah perusahaan multifinance yang menyalurkan pembiayaan pembelian alat berat.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Jodjana Jody menjelaskan, sejatinya bisnis pembiayaan alat berat terkerek naik sejak awal kuartal kedua lalu. Hal ini sejalan dengan harga batu bara yang naik pada pertengahan tahun ini.
Dengan faktor tersebut, otomatis ini membuat pembiayaan alat berat terus meningkat. Bahkan, menurut Jodjana, di periode tersebut market sejumlah multifinance terus terangkat.
"Beberapa pemain-pemain besar memang ada yang marketnya tumbuh 75% ada juga yang 50%, tapi menurut saya ini belum mencapai puncaknya," kata Jodjana kepada KONTAN, baru-baru ini.
Meski demikian, perusahaan pembiayaan tentu berhati-hati untuk menyalurkan pembiayaan alat berat lantaran harga komoditas yang bisa sewaktu-waktu anjlok. Ia optimistis jika harga komoditas terus membaik akan membuat bisnis ini semakin prospektif.
Jodjana yang juga sebagai Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance (ASF) mengakui, pihaknya tidak terlalu agresif untuk menggenjot pembiayaan alat berat. Saat ini porsi alat berat masih berkontribusi mini terhadap pendapatan ASF sepanjang Agustus 2017.
Sampai delapan bulan ini, ASF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 18,9 triliun yang meningkat 9% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari total tersebut pembiayaan alat berat berkontribusi 3%.
"Permintaan memang ada, pasarnya memang sudah terangkat, tapi tetap kosentrasi kami tidak ke alat berat, jadi tidak agresif kejar target," ujar Jodjana.
Sementara, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga turut memompa bisnis pembiayaan ini. Hal tersebut dilihat anak usaha Bank Mandiri (Persero) Tbk ini memiliki prospek yang cukup baik.
Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan, hingga delapan bulan, MTF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 13,6 triliun, naik 13% dari periode sama tahun kemarin. Dari total tersebut kontribusi pembiayaan alat berat hanya menyumbang 1%.
Hal ini lantaran, nasabah yang dibiayai oleh MTF masih berasal dari referensi Bank Mandiri. Ke depan, pihaknya akan terus memperbesar lini bisnis pembiayaan alat berat namun masih melihat situasi saat ini.
"Angkanya belum final, masih dalam proses budget, kemungkinan akhir Oktober ini baru akan terlihat berapa nominal penambahan porsi pembiayaan alat berat," kata Harjanto kepada Kontan.co.id, Senin (2/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News