kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kucuran kredit manufaktur mulai mengendur


Senin, 07 Agustus 2017 / 12:36 WIB
Kucuran kredit manufaktur mulai mengendur


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Aliran kredit ke industri manufaktur makin mengendur di tahun 2017. Penyebabnya, pelemahan ekonomi yang berimbas pada penurunan daya beli konsumen membuat produsen mengerem produksi barang. Gempuran barang impor juga menyebabkan pukulan telak terhadap industri manufaktur di Tanah Air.

Tahun ini, kucuran kredit ke sektor manufaktur melemah. Per Mei 2017, tercatat sebesar Rp 773,7 triliun atau hanya naik 4,56%. Pertumbuhan kredit manufaktur berkurang hampir sekitar 50% dari pertumbuhan sebesar 8,19% di Mei 2016. 

Tak hanya itu, sektor manufaktur memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) cukup tinggi yakni sebesar 3,29% per Mei 2017. Itu artinya, NPL manufaktur masih lebih tinggi ketimbang rata-rata NPL industri perbankan sebesar 3,07% pada Mei 2017. 

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta mengakui, kredit manufaktur sedang mengalami perlambatan dalam tiga tahun terakhir. Tecermin pada penurunan porsi kredit manufaktur terhadap total kredit BNI. 

Misalnya, kini porsi kredit manufaktur hanya 22% terhadap total kredit BNI di semester I-2017. "Dari sebelumnya pernah mencapai porsi 25,2% di akhir tahun 2016 dan porsi 27,4% di akhir tahun 2015," ujar Herry kepada KONTAN, Minggu (6/8).

Bank berlogo 46 ini menilai perlambatan kredit sektor manufaktur sejalan dengan kondisi industri manufaktur nasional. BNI mencatat realisasi kredit manufaktur sebesar Rp 70,7 triliun per semester I-2017 atau turun 0,56% dari senilai Rp 70,3 triliun di semester I-2016.

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk lebih optimistis dan menargetkan penyaluran kredit ke sektor manufaktur atau pengolahan bisa tumbuh dua digit di tahun ini. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pembiayaan ke manufaktur. 

Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa industri seperti makanan dan minuman, pupuk dan semen. Bank Mandiri melaporkan nilai kredit ke manufaktur mencapai Rp 144,5 triliun atau tumbuh 16,9% di semester I-2017. 

Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aslan Lubis mengakui, kredit manufaktur masih mengalami sedikit penurunan pada bulan Juni 2017.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×