kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Daya beli lesu, kredit manufaktur tak bergairah


Minggu, 06 Agustus 2017 / 19:05 WIB
Daya beli lesu, kredit manufaktur tak bergairah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kredit manufaktur pada 2017 sepertinya tidak akan terlalu tumbuh tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruh salah satunya turunnya daya beli.

Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui pada Juni 2017 kredit manufaktur sedikit mengalami penurunan.

"Juni (pertumbuhan kredit manufaktur) memang sedikit turun," ujar Aslan kepada KONTAN, Minggu (6/8).

Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) pernah menyebut beberapa alasan menurunnya sektor manufaktur. Salah satunya adalah imbas melemahnya ekonomi dunia yang membuat permintaan produk industri indonesia turun.

Selain itu faktor gempuran barang impor juga menyebabkan pukulan telak pada sektor manufaktur Indonesia. Saat ini sebagai gambaran kredit manufaktur baru menyumbang 17% dari total kredit perbankan.

Berdasarkan data BI, sampai Mei 2017, pertumbuhan kredit manufaktur perbankan 4,56% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 773,7 triliun.

Pertumbuhan kredit manufaktur selama lima bulan pertama 2017 ini berkurang hampir 50% dari pertumbuhan periode sama 2016 sebesar 8,19%.

Rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor ini sebesar 3,29% atau masih lebih tinggi dari NPL industri perbankan diangka 3,07%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×