Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Tahun ini, industri multifinance (pembiayaan)menghadapi banyak hambatan. Meski begitu, penyaluran kredit secara industri pembiayaan masih tumbuh, meski tak sebesar tahun sebelumnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat, outstanding pembiayaan multifinance mencapai Rp 360,9 triliun per akhir Juni 2014, atau tumbuh 12,5% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 320,8 triliun.
Pertumbuhan itu lebih rendah dibandingkan laju pembiayaan Juni 2013 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 12,9%.
Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, perlambatan penyaluran kredit tersebut dipengaruhi beberapa faktor termasuk dari sisi makro ekonomi.
Hal tersebut diperparah dengan lesunya bisnis lain yang berkaitan dengan pembiayaan seperti harga komoditas anjlok dan pasar otomotif. "Adanya pemilu juga sedikit banyak mempengaruhi," ujar Suwandi.
Diantara jenis pinjaman yang disalurkan, pertumbuhan pembiayaan konsumen lebih tinggi ketimbang sewa guna usaha yakni masing-masing tumbuh sebesar 13,22% dan 9,46%. Ini akibat lesunya permintaan alat berat.
Tak heran, perusahaan pembiayaan yang bergerak di sektor pembiayaan konsumen ramai-ramai mencatatkan pertumbuhan. Astra Credit Company (ACC), misalnya, mampu meningkatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 13,9 triliun di semester pertama 2014. Sampai akhir tahun, ACC membidik menyalurkan pembiayaan senilai Rp 26 triliun.
Sementara dari sisi jumlah kendaraan yang dibiayai oleh ACC terdapat kenaikan sebesar 14%. Total mobil baru maupun mobil bekas yang dibiayai ACC naik dari sekitar 95.000 unit menjadi lebih dari 108.000 mobil. "Jadi kami maksimalkan semua potensi yang ada," ujar Jodjana Jody, Chief Executive Officer (CEO) Astra Credit Company.
Adira Finance juga mencatat kenaikan pertumbuhan penyaluran kredit. Sampai Juni lalu, outstanding kredit yang dikelola anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini naik 7% jadi Rp 49 triliun.
I Made Dewa Susila, Direktur Adira Finance mengatakan, momen Lebaran menolong bisnis pembiayaan konsumen perusahaan. "Terutama dua bulan menjelang hari raya," kata Susila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News