| : WIB | INDIKATOR |

EMAS 1.946.000 19.000 0,99%
USD/IDR 16.330 14,00 0,09%
IDX 7.345 -53,46 -0,72%
KOMPAS100 1.030 -14,36 -1,37%
LQ45 782 -6,67 -0,85%
ISSI 245 -3,19 -1,29%
IDX30 405 -3,55 -0,87%
IDXHIDIV20 467 0,58 0,12%
IDX80 116 -1,36 -1,15%
IDXV30 118 -0,58 -0,49%
IDXQ30 130 -0,02 -0,02%

Laba Bank Aladin Berbalik Positif Rp 83,1 Miliar di Semester I-2025

Selasa, 22 Juli 2025 / 20:10 WIB

ILUSTRASI. PT Bank Aladin Syariah Tbk (“Bank Aladin Syariah”) terus memperluas sinerginya dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam upaya memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia.

Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Aladin Syariah Tbk atau Bank Aladin berhasil membukukan kinerja keuangan yang solid di semester-I 2025.

Per 30 Juni 2025, Bank Aladin mencatatkan laba bersih sebesar Rp 83,1 miliar, berbalik positif dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang membukukan rugi bersih sebesar Rp 57,6 miliar.

Peningkatan kinerja ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan penyaluran dana sebesar 48,8% secara year-on-year (yoy), yang mulanya dari Rp 255,3 miliar menjadi Rp 379,8 miliar.

Pendapatan berbasis bagi hasil juga dicatat meningkat signifikan, yakni mencapai Rp 260,2 miliar atau tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding semester I-2024 yang sebesar Rp 120,1 miliar.

Pendapatan dari fee dan komisi pun naik tajam dari mulanya Rp 49,4 miliar menjadi Rp 160,8 miliar.

Dari sisi intermediasi, total pembiayaan bagi hasil mencapai Rp 4,47 triliun, naik sebesar 9% dari Rp 4,10 triliun pada akhir tahun 2024. Kemudian, Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh solid.

"DPK tumbuh sebesar 14,2% menjadi Rp 6,18 triliun dibandingkan Rp 5,41 triliun pada Desember 2024, didorong oleh peningkatan pada produk tabungan dan deposito mudharabah," terang manajemen Bank Aladin melalui siaran pers, Selasa (22/7).

Dilihat dari total aset Bank Aladin per akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp 10,35 triliun, naik 10,6% dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 9,36 triliun.

Selain itu kinerja efisiensi juga menunjukkan perbaikan signifikan, tercermin dari perbaikan rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dari 118,75% menjadi 85,16% dan rasio Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik menjadi 73,27% dari sebelumnya 136,71%.