Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna menutup tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang kurang memuaskan. Laba bersih bank milik Sampoerna Group itu ambles hingga 75,74% secara tahunan (YoY) di periode tersebut.
Per Desember 2024, Bank Sampoerna mencatat laba bersih senilai Rp 15 miliar. Sebagai perbandingan, pada periode tahun 2023, laba bersih bank ini mencapai Rp 62 miliar.
Salah satu penyebab penurunan laba Bank Sampoerna lantaran bank itu membukukan beban penurunan nilai aset keuangan (impairment) senilai Rp 281 miliar atau meningkat 35% dari yang dibukukan sepanjang tahun sebelumnya. Tujuannya adalah mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas kredit yang disalurkan.
Baca Juga: Bank Sahabat Sampoerna Salurkan Rp12 Triliun untuk UMKM di 2024
Dengan demikian rasio kredit bermasalah terhadap keseluruhan pinjaman bruto (Gross Non-Performing Loan/NPL ) dijaga pada tingkat 3,8%, dengan NPL neto di 2,0%.
Meski demikian, fungsi intermediasi Bank Sampoerna tetap berjalan dengan baik. Secara keseluruhan, pinjaman yang disalurkan Bank Sampoerna per akhir 2024 senilai Rp 12,1 triliun meningkat 6,2% YoY.
Peningkatan penyaluran kredit itu disertai juga dengan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Akumulasi DPK per akhir 2024 mencapai Rp13,3 triliun, meningkat 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya per Desember 2023 sebesar Rp12,8 triliun.
“Pertumbuhan kredit dan DPK yang berjalan seimbang mendukung pengelolaan likuiditas yang sehat. Kondisi likuiditas per akhir Desember 2024 sebagaimana ditunjukkan dengan rasio pinjaman terhadap DPK (Loan-to-Deposit Ratio/LDR) berada pada tingkat 90,8%. Kondisi ini kami pandang cukup ideal dalam menyeimbangkan likuiditas dan efisiensi,” ujar Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna, Henky Suryaputra dalam keterangan resmi, Selasa (8/4).
Baca Juga: Laba Bank Sampoerna Melesat 40,2% pada Kuartal III-2024
Henky menambahkan UMKM terus menjadi bagian terpenting dari pembiayaan yang disalurkan Bank Sampoerna. Per akhir 2024, sebesar 61,2% pinjaman atau senilai Rp 7,4 triliun secara langsung maupun tidak langsung diberikan kepada pelaku UMKM dan 38,8% sisanya atau sekitar Rp 4,7 triliun kredit disalurkan kepada nasabah non-UMKM.
“Lebih dari 90% pertumbuhan kredit perbankan tahun 2024 berasal dari penyaluran kredit ke non-UMKM. Pun demikian, Bank Sampoerna tetap berkomitmen terhadap UMKM,” pungkasnya.
Selanjutnya: Warren Buffett Raup Cuan Besar di Tengah Badai Tarif Trump yang Guncang Pasar Global
Menarik Dibaca: Denpasar Hujan Menjelang Siang, Pantau Cuaca Besok di Bali Selengkapnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News