Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) merosot tajam pada kuartal III 2019 akibat kualitas aset yang memburuk. Laba tergerus oleh pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk mengantisipasi kerugian dari kredit bermasalah.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Sinarmas yang dikutip Rabu (20/11), perseroan tercatat hanya bisa mengantongi laba bersih Rp 10,54 miliar. Itu merosot hingga 95,8% jika dibanding dengan kuartal III 2018 yang masih meraup net profit senilai Rp 256,09 miliar. Sementara, CKPN naik 89% menjadi Rp 1,1 triliun.
Baca Juga: Laba bank-bank kecil tertekan di kuartal III 2019
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Sinarmas memang naik cukup tinggi. Per September 2019, NPL gross perseroan melonjak jadi 7,48% dari 4,47 % dan NPL net naik dari 2,73% menjadi 3,78%.
NPL gross adalah NPL yang membandingkan jumlah kredit berstatus kurang lancar, diragukan, dan macet yang disatukan, dengan total kredit yang disalurkan. Sedangkan NPL net hanya membandingkan kredit berstatus macet dengan total kredit yang disalurkan.
NPL Bank Sinarmas di antaranya berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 966,4 miliar, naik dari Rp 212,4 miliar pada kuartal III 2018. Sektor perantara keuangan sebesar Rp 353,6 miliar, naik dari Rp 12,3 miliar.
Baca Juga: Laba Bank Sinarmas naik 33% ditopang pendapatan bunga bersih
Lalu di sektor rumah tangga mencapai Rp 213 miliar atau naik dari Rp 169,2 miliar pada kuartal III 2018, kemudian dari sektor estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Rp 211,9 miliar atau turun dari Rp 381,8 miliar, dari sektor konstruksi Rp 35,6 miliar serta dari sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi Rp 26,4 miliar.
Padahal pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) bank ini masih tumbuh 3,08% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,67 triliun sejalan dengan penyaluran kredit yang masih naik 16,5% YoY dari Rp 20,5 triliun jadi Rp 23,9 triliun.