Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil membukukan laba mencapai Rp 3,74 triliun atau tumbuh solid 10,21% secara tahunan atau year on year (YOY) pada kuartal II-2025.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan kinerja yang kuat pada Triwulan II/2025 adalah buah dari konsistensi emiten dengan kode saham BRIS ini fokus pada bisnis khas bank syariah, yakni emas dan islamic ecosystem terutama layanan haji dan umrah.
‘’Bisnis tersebut tentu saja didukung transformasi digital sehingga memudahkan nasabah mengakses layanan,” ujarnya pada Paparan Kinerja BSI Triwulan II 2025, Senin (22/9).
Baca Juga: Emas Perkuat Ekosistem Syariah, Fee Based Income BSI Tumbuh 34%
Bisnis emas dan haji yang ditopang digitalisasi adalah strategi BSI untuk tetap tumbuh dalam kondisi makro ekonomi pada awal tahun yang cukup menantang. Produk dan layanan BSI, kata dia, saat ini dapat diakses melalui aplikasi mobile banking BYOND.
Per Triwulan II 2025, pembiayaan BSI tumbuh lebih tinggi dari industri perbankan nasional yakni pada level 13,93% (YoY) dengan outstanding mencapai Rp 293,24 triliun.
Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen Ritel dan Konsumer termasuk emas sebesar Rp 211,78 triliun yang mengomposisi 72,22%, disusul segmen wholesale sebesar 27,78%.
Baca Juga: Mendorong Ekonomi Hijau, Bank Syariah Indonesia (BSI) Menghadirkan SPKLU di Mesjid
Pembiayaan bisnis emas BSI melesat 88,25% (YoY) mencapai Rp16,88 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp9 ,09 triliun tumbuh 155,41% (YoY), dan Gadai Emas Rp 7,79 triliun tumbuh 44,08% (YoY).
Melesatnya pembiayaan emas mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 16,20% dengan oustanding Rp162,19 triliun.
Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,87% membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri yang berada pada level 2,22%.
Sementara itu Direktur Finance and Strategy Ade Cahyo Nugroho menjelaskan bahwa strategi lain yang juga mendorong kinerja solid yakni pengelolaan dana murah.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI tumbuh konsisten dengan Tabungan sebagai engine growth, sehingga menjaga komposisi Dana Murah (CASA) di level 61,78% atau Rp199,48 triliun.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Optimistis Penyaluran Pembiayaan Tetap Tumbuh di Semester II
Ekosistem payroll dan haji terbukti mampu mendorong pertumbuhan DPK 8,83% (YoY) mencapai Rp323 triliun. Tabungan BSI mencapai Rp141,30 triliun, tumbuh 9,71% (YoY).
Melesatnya bisnis berbasis emas, kata Ace Cahyo, meningkatkan pendapatan margin perseroan ke level Rp 14,09 Triliun, tumbuh 16,61% (YoY) serta pendapatan berbasis fee menjadi Rp 2,94 triliun, naik 18,37%.
Di sisi lain, peningkatan DPK menjaga aset BSI pada angka Rp401 triliun.
Layanan bulion bank yang dibuka pada Februari 2025 juga turut berkontribusi pada kinerja perseroan karena dapat menghasilkan fee based income dari transaksi jual dan beli emas melalui BYOND. Total Tabungan Emas masyarakat telah menyentuh 1 ton.
“Memasuki akhir tahun ini, kami akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan pada segmen yang sustain dan sehat, transformasi digital berkelanjutan agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif dan peningkatan kapabilitas SDM serta IT dan infrastruktur”, pungkasnya.
Selanjutnya: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,06% ke Rp 16.611 per Dolar AS pada Senin (22/9/2025)
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Bertengger di atas US$ 3.700
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News