kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.524.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 16.200   -100,00   -0,62%
  • IDX 7.163   83,30   1,18%
  • KOMPAS100 1.069   11,81   1,12%
  • LQ45 837   10,56   1,28%
  • ISSI 216   0,73   0,34%
  • IDX30 429   5,85   1,38%
  • IDXHIDIV20 517   5,46   1,07%
  • IDX80 122   1,47   1,22%
  • IDXV30 126   0,22   0,17%
  • IDXQ30 143   1,38   0,97%

Laba BCA Jadi yang Terbesar, Mayoritas KBMI 4 Tumbuh Single Digit di November 2024


Senin, 30 Desember 2024 / 19:44 WIB
Laba BCA Jadi yang Terbesar, Mayoritas KBMI 4 Tumbuh Single Digit di November 2024
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019). Sembari menanti kinerja hingga akhir tahun 2024, bank-bank big caps telah menerbitkan laporan bulanannya hingga November 2024.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sembari menanti kinerja hingga akhir tahun 2024, bank-bank big caps telah menerbitkan laporan bulanannya hingga November 2024. Setidaknya, itu bisa menjadi gambaran kinerja bank hingga kuartal IV-2024 nantinya.

Secara urutan, bank dengan laba terbesar ditorehkan oleh PT Bank Central Asia (BBCA), bank ini menjadi satu-satunya bank KBMI 4 yang mencatatkan kinerja paling moncer di 2024 kala biaya dana membebani industri perbankan.

Terlihat hingga sebelas bulan di 2024 ini BBCA mampu membukukan pertumbuhan laba bank only dobel digit secara tahunan di saat bank big caps lain hanya mencatatkan pertumbuhan laba single digit.

Baca Juga: Laba BRI Jadi yang Terbesar, Mayoritas KBMI 4 Tumbuh Single Digit di Agustus 2024

Laba BBCA hingga November 2024 tumbuh 14,31% year on year (yoy) mencapai Rp 50,47 triliun. Walau demikian secara Month on Month (MoM) pertumbuhan laba BBCA hanya capai 9,19% lebih rendah dari pertumbuhan laba bank big caps lain secara MoM.

Pendapatan bunga bersih yang mampu diraih oleh bank swasta terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 70,15 triliun. Pertumbuhannya mencapai 9,29% YoY dan 10,20% secara MoM di November 2024.

Di sisi lain, kualitas kredit BCA mampu membuat bank tersebut menurunkan beban provisi yang perlu dicatatkan. BCA mencatat biaya provisi turun hingga 15,46% YoY menjadi Rp 1,72 triliun pada sebelas bulan pertama 2024.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pendorong pertumbuhan kinerja perseroan hingga sebelas bulan di 2024 karena pihaknya banyak menyalurkan kredit untuk menunjang proyek hilirisasi untuk korporasi.

Baca Juga: Meski Laba Tumbuh Single Digit, Analis Menilai Kinerja Bank KBMI 4 Tetap Moncer

"Likuiditas kami juga masih aman. Hingga akhir tahun kami targetkan kredit bisa tumbuh 10%-12%," ucap Jahja kepada kontan.co.id, belum lama ini.

Di posisi kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang telah membukukan laba bank only senilai Rp 50,04 triliun dan hanya tumbuh 3,96% secara tahunan dan tumbuh 9,36% MoM.

Pendapatan bunga bersih tumbuh hanya tumbuh 1,32% YoY dan 9,64% MoM menjadi Rp 100,88 triliun dan tetap sebagai kontributor utama dari total pendapatan. Di sisi lain, pendapatan non bunga BRI justru tumbuh signifikan mencapai 136,85% YoY sementara secara MoM tumbuh 9,81% menjadi Rp 50,57 triliun.

Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead Stockbit dalam riset terbarunya (30/12) menilai, kinerja bank only dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada November 2024 sebagai performa yang mixed, dengan laba bersih (bank only) sebesar Rp 4,3 triliun (-8,5% YoY, +5,6% MoM).

"Hasil ini membuat laba bersih selama 11M24 tumbuh 4% YoY menjadi Rp 50 triliun, di atas estimasi pertumbuhan konsolidasi FY24 konsensus di level 2% YoY," kata Anto.

Baca Juga: Analis Memproyeksikan Kinerja Bank KBMI 4 Tetap Moncer meski Laba Tumbuh Single Digit

Anto menerangkan, kinerja ini didorong oleh, kinerja operasional yang terjaga, credit cost (CoC) yang memburuk dan pertumbuhan kredit yang melandai.

Di posisi ketiga ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan laba bank only sebesar Rp 47,17 triliun atau tumbuh sekitar 4,67% YoY dan tumbuh 9,55% MoM.

Pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga yang dicatatkan oleh bank berlogo pita emas ini hanya tumbuh 5,23% YoY dan tumbuh 10,17% secara MoM. Pendapatan bunga bersih tetap mendominasi sebesar Rp 68,55 triliun dan pendapatan non bunga hanya senilai Rp 28,64 triliun.

Biaya provisi yang dicatatkan Bank Mandiri pun juga ikut mengalami kenaikan sekitar 5% YoY. Nilainya dari November 2023 senilai Rp 5,84 triliun naik menjadi Rp 7,16 triliun di periode November 2024 dan naik dari Oktober 2024 sebesar Rp 6,83 triliun.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan, kinerja positif ini sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia sepanjang 2024 yang stabil, didukung oleh inflasi yang tetap terkendali.

Baca Juga: Industri Multifinance Hanya Tumbuh Single Digit pada Kuartal III 2024, Ini Sebabnya

Dari sisi bisnis, kinerja ini juga ditopang pertumbuhan kredit yang baik secara bank only mencapai 22,7% yoy, melampaui rata-rata industri yang tumbuh sebesar 10,8% yoy.

"Pertumbuhan ini juga diiringi oleh kualitas kredit yang tetap terjaga melalui fokus pada sektor-sektor prospektif dan resilien, seperti perkebunan, F&B, telekomunikasi, dan energi," kata Sigit.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×