Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJB) masih berhasil mencatatkan kinerja positif di tengah tekanan Covid-19. Laba bersih konsolidasi perseroan pada kuartal III mencapai Rp 1,2 triliun atau tumbuh 5,9% secara year on year (YoY)
Sementara aset Bank BJB tumbuh sebesar 19,4% YoY menjadi Rp147,6 triliun. Peningkatan aset seiring dengan melonjaknya Dana Pihak Ketiga (DPK)17.3% menjadi 147,6 triliun. Meski DPK naik, rasio biaya dana masih turun dari 5,4% menjadi 5%.
Kredit bank ini tumbuh 8,7% YoY menjadi Rp 94,6 triliun. Jumlah pertumbuhan total kredit yang ditorehkan Bank BJB berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 1,24% per Agustus 2020.
Baca Juga: Tiga bank besar ini catat kenaikan NPL, begini strategi mitigasinya di akhir tahun
Pertumbuhan kredit ini diiringi dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang turun 25 BPS dari tahun lalu menjadi 1,5% jauh di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional sebesar 3,2% per Agustus 2020.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan capaian positif ini tidak terlepas dari bisnis model bank yang tahan dalam menghadapi dinamika perekonomian. Buktinya Bank BJB mampu memanfaatkan momentum penuh tantangan di masa pandemi COVID-19 dengan langkah yang meyakinkan. Pencapaian tersebut juga dapat memberikan keyakinan positif kepada para masyarakat dan investor terhadap kinerja Bank BJB di masa yang akan datang.
"Pertumbuhan positif ini adalah hal yang sangat patut disyukuri di tengah situasi penuh tantangan ini. Di sisi lain, pencapaian ini juga merupakan perwujudan kematangan Bank BJB dalam menghadapi situasi penuh tekanan, yang diperoleh sebagai buah dari kerja keras dan implementasi strategi serta visi adaptasi perseroan dalam menyongsong perubahan," ujar Yuddy dalam press rilis, Selasa (27/10).
Selama Triwulan III 2020, strategi Bank BJB berfokus pada optimalisasi fungsi intermediasi perbankan dalam rangka mensukseskan program stimulasi PEN. Sebagian besar daya dan upaya perseroan dikerahkan untuk mengakselerasi pembiayaan dalam rangka pemulihan ekonomi.
Baca Juga: BNI Syariah targetkan baki debet kartu pembiayaan Rp 360 miliar hingga akhir tahun
Hasilnya, tak mengecewakan. Perusahaan sanggup membayar tuntas kepercayaan pemerintah dengan berhasil melipatgandakan penyaluran melebihi target dari dana penempatan pemerintah sebesar Rp2,5 triliun. Per 18 Oktober 2020, total nominal fasilitas kredit PEN yang disalurkan Bank BJB mencapai Rp5,3 triliun alias 106% dari target.
Seiring dengan itu, ekspansi pembiayaan di luar pos dana PEN juga terus mengalir pada sektor produktif. Aliran kredit terjadi di seluruh segmen, baik korporasi & komersial, UMKM, maupun konsumer yang masih menjadi captive market.
Langkah ringan perusahaan ditopang pula oleh strategi digitalisasi layanan yang sudah difokuskan sejak awal tahun. Digitalisasi layanan perbankan ini meliputi pembaruan pada rumah aplikasi mobile banking bjb DIGI, penyertaan teknologi QRIS, dan kelahiran uang elektronik perseroan bjb DigiCash. Langkah digitalisasi ini membuahkan hasil positif saat situasi pandemi COVID-19 di mana transaksi digital Bank BJB menggenjot perolehan fee based income di tahun 2020.
Dengan situasi berjalan ini, Bank BJB semakin optimis dan percaya diri menghadapi kuartal akhir di pengujung tahun 2020. Perseroan memastikan aktivitas bisnis ekspansif tidak akan mengendur demi mengakselerasi target-target dan menjaga ritme usaha yang juga diarahkan agar terus berkontribusi terhadap kebangkitan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Antara BNI, Mandiri dan BCA, siapa yang punya kinerja paling baik di tengah pandemi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News