kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Laba bersih Bank Permata turun 2,16%


Rabu, 23 Juli 2014 / 18:17 WIB
Laba bersih Bank Permata turun 2,16%
ILUSTRASI. Kapan Anime Blue Lock Episode 19 Tayang? Berikut Sinopsis dan Jadwal Streaming Resmi


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Permata membukukan peningkatan laba operasional sebelum pencadangan (konsolidasi dan tidak diaudit) dalam periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 sebesar Rp 1,34 triliun. Laba pada semester pertama ini meningkat 13% dari Rp 1,19 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013.

Namun laba bersih setelah pajak harus turun 2,16% dari posisi Rp 817,71 miliar menjadi Rp 800 miliar.  Secara rinci, total pendapatan operasional Permata mencapai Rp 3,5 triliun, 10% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun. Pencapaian itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih – meski ada tekanan dari biaya pendanaan yang lebih tinggi - dan pertumbuhan yang sehat dari pendapatan berbasis biaya (fee based income). 

Hingga Juni, pendapatan bunga bersih tumbuh 5% menjadi Rp 2,7 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit meskipun di-offset dengan penurunan margin. Sementara itu pendapatan berbasis biaya (fee based income) naik 30% yoy menjadi Rp 806 miliar didukung kinerja yang lebih kuat di Bancassurance dan Trade Finance serta pengakuan pendapatan dari penyertaan modal di Astra Sedaya Finance.

Sandeep Jain, Direktur Keuangan Permata, mengatakan, meskipun adanya tantangan likuiditas ketat dan suku bunga tinggi, Permata memberikan kinerja operasional yang baik dan mempertahankan neraca yang kuat dalam semester pertama 2014.

"Kami terus memonitor perkembangan makro ekonomi dan menselaraskan strategi agar dapat menghasilkan pertumbuhan jangka panjang berkelanjutan," terang Sandeep dalam keterangannya, Rabu (23/7).

Di sisi lain, Permata juga mencatat penyaluran kredit termasuk pembiayaan syariah tumbuh 19% atau 15% jika tidak termasuk dampak dari depresiasi rupiah. Portofolio kredit Permata menjadi Rp 127 triliun pada akhir Juni 2014. Pertumbuhan kredit didorong oleh pertumbuhan dalam sektor UKM dan local and middle market corporates melalui bisnis Trade Finance dan produk-produk pinjaman Bank. 

Sementara, jika dibandingkan dengan akhir Desember 2013, kredit tumbuh 7% yang mencerminkan kondisi likuiditas yang ketat. Total aset per 30 Juni 2014 mencapai Rp 177 triliun dibandingkan Rp 144 triliun pada tahun sebelumnya.

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 19% atau 14% yoy tidak termasuk dampak dari depresiasi rupiah menjadi Rp 138 triliun, sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) menjadi 91,5%.

Sayang, Margin Bunga Bersih (NIM) mengalami tekanan pada semester pertama 2014 karena biaya pendanaan yang lebih tinggi, hal itu mencerminkan peningkatan suku bunga secara umum dan persaingan yang ketat dalam pendanaan.

Sandeep juga mengatakan, kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan sejak tahun 2013 juga berdampak pada tingkat Non Performing Loan (NPL) Permata sejak kuartal kedua 2014. "Rasio NPL Gross dan NPL Net tercatat masing-masing sebesar 1,45% dan 0,73% pada akhir Juni 2014," ujar Sandeep.

Sementara itu, tingkat permodalan terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 13,7%. Ekuitas pemegang saham tumbuh 23% menjadi Rp. 16,3 triliun pada akhir Juni 2014, didorong oleh Rights Issue pada awal 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×