Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) masih mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal pertama tahun ini. Pegadaian masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih 6,36% year on year (yoy) menjadi Rp 849,5 miliar hingga Maret 2020.
Kinerja itu ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan 18,63% yoy menjadi Rp 40,54 triliun. Sedangkan oustanding loan ikut tumbuh 4,66% yoy menjadi Rp 52,7 triliun.
Di sisi lain pendapatan non bunga atau fee based income melonjak 54,6% yoy menjadi Rp 7,9 miliar. Hal ini terjadi lantaran Pegadaian mampu memperluas layanan dengan pertumbuhan nasabah 5,17% menjadi 14,57 juta orang.
Baca Juga: Cek nilai barang gadai lewat Pegadaian Digital lebih praktis, begini caranya
Walau masih tumbuh hingga kuartal pertama 2020, Pegadaian tetap mewaspadai dampak Covid-19 terhadap bisnis.
Sekretaris Perusahaan Pegadaian R Swasono Amoeng Widodo menyebut perusahaan telah melakukan stress test tiga bulan, enam bulan, hingga 12 bulan sejak kasus corona pertama mencuat di Indonesia yakni Maret 2020.
“Hasil stress test itu sampai Desember 2020, kita masih laba. Target laba 2020 senilai Rp 3,3 triliun naik dari laba 2019 senilai Rp 3,1 triliun. Pencapaian laba Maret 2020 masih on the track. Dalam kertas hasil stress test, laba Pegadaian di akhir tahun masih 75% dari target laba,” ujar Amoeng pada akhir pekan lalu.
Ia menyebut hingga April 2020 untuk bisnis gadai masih mencatatkan outstanding senilai Rp 49 triliun. Padahal pada April 2019 hanya Rp 34 triliun 2019. Namun untuk bisnis non gadai mengalami penurunan. Sayangnya ia tidak merinci angkanya.
Guna mempertahankan bisnis dan mengoptimalkan laba, Pegadaian telah menyiapkan beberapa langkah strategis. Amoeng menyebut akan menekan pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF).
Oleh sebab itu, Pegadaian akan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan ultra mikro. Selain itu, ia menyebut Pegadaian menekan bisnis non gadai yang lebih berisiko dan memperbesar bisnis gadai.
Juga dengan pemenuhan Departemen Manajemen Risiko di Kantor dan CreditRisk Support (CRS) di Kantor Area yang mengkoordinir collection. Juga pemberian stimulus bagi nasabah yang terkena dampak virus corona (covid -19).
Baca Juga: Ada pandemi virus corona, kebijakan subsidi bunga menjadi angin segar bagi perbankan
Hal ini tak terlepas dari terkereknya rasio NPF gross menjadi 2,5% pada Maret 2020. Padahal pada Februari 2020 NPF di posisi 2,35% dan pada Maret 2019 NPL gross hanya 1,83%.
"Kenaikan NPF Februari 2020 ke Maret 2020 sebesar Rp 99 miliar dengan Kenaikan nominal NPL tertinggi adalah Produk Gadai KCA Rp 52 miliar, Arrum Haji Rp 12 miliar, dan KreasiRp 11 miliar," papar Amoeng.
Adapun upaya Pegadaian memperbesar bisnis gadai dengan menambah jumlah nasabah lewat program gadai bunga 0%, Pegadaian menargetkan dapat menambah nasabah 1,5 juta dari 3,5 juta nasabah menjadi 5 juta nasabah. Juga dengan memperkuat saluran digital.
Program bunga 0% ini hanya berlaku untuk nasabah yang memiliki pinjaman kurang dari Rp 1 juta. Efektif dimulai tanggal 1 Mei 2020 dan berakhir 31 Juli 2020,
Persyaratan program 0% bunga ini adalah dalam satu Kartu Keluarga (KK) tidak boleh lebih dari satu nasabah penerima. Sistem milik Pegadaian akan melakukan cek otomatis bagi setiap calon nasabah.
Baca Juga: Pegadaian masih bisa kejar 75% target laba meski wabah corona hingga akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News