Reporter: Christine Novita Nababan, Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan-perusahaan penjaminan kredit masih optimistis memandang tahun 2015 yang masih tersisa delapan bulan, meski pertumbuhan penjaminan kuartal pertama terhitung seret.
Lihat saja, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) hanya mengantongi pertumbuhan premi 4% pada kuartal pertama menjadi Rp 451,1 miliar. Direktur Utama Askrindo Antonius Chandra mengatakan, tren bisnis usai pergantian tahun memang belum bergairah. "Bisnis asuransi kredit dan surety biasanya masih sepi kalau di awal tahun," kata Antonius, awal pekan ini.
Meski pertumbuhan di kuartal pertama belum terlalu tinggi, Antonius tak khawatir. Pasalnya, biasanya bisnis membaik mulai memasuki kuartal kedua dan terus melaju mendekati akhir tahun.
Makanya ia yakin hingga tutup tahun nanti target kinerja bisa tercapai. Askrindo mematok target premi Rp 3 triliun, tumbuh 36% dari realisasi tahun lalu Rp 2,2 triliun.
Perum Jamkrindo pun mengatakan bahwa bisnis kuartal pertama masih lambat. Nanang Waskito, Direktur Penjaminan Non Bank Jamkrindo mengungkapkan, pendapatan penjaminan bersih tumbuh dari Rp 79,73 miliar menjadi sebesar Rp 83,26 miliar.
Selain itu, pendapatan investasi Jamkrindo meningkat 52%, yaitu dari Rp 99,50 miliar pada Maret 2014 lalu menjadi sebesar Rp 151,37 miliar pada periode sama tahun ini. "Peningkatan pendapatan investasi terutama ditopang penempatan dana di deposito," kata Nanang, Selasa (14/4).
Adapun, kredit yang dijamin Jamkrindo sampai 31 Maret Rp 8,7 triliun. Realisasi itu berkisar 12% dari target kredit yang akan dijamin yakni Rp 77 triliun, antara lain terdiri dari kredit usaha rakyat Rp 26 triliun dan penjaminan kredit non bank Rp 18,5 triliun.
"Tren penjaminan kredit banyak terjadi justru memasuki kuartal kedua. Ini banyak berasal dari proyek-proyek pemerintah. Kuartal kedua dan ketiga akan menjadi puncaknya. Kembali landai pada kuartal keempat. Seperti itu," imbuh Nanang.
Laba tumbuh tinggi
Hingga 31 Maret 2015, rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) Jamkrindo sekitar 2%. "Biasanya kalau ada NPL tinggi karena pengusaha mikro yang baru merintis bisnis. Di sektor lain, ada juga yang hasil taninya terkena hama," kata Nanang.
Jamkrindo mematok target laba kotor sebesar Rp 762 miliar di tahun ini. Jumlah ini meningkat sekitar 10% dibandingkan pencapaian laba akhir tahun lalu. Hingga akhir Maret 2015, Jamkrindo mengantongi laba kotor sebesar Rp 215,3 miliar. Pencapaian laba itu tercatat tumbuh 162,4% kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba yang lumayan juga terjadi di Askrindo. Hingga akhir Maret 2015, laba bersih Askrindo mencapai Rp 244,8 miliar, tumbuh 48% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 165,5 miliar. Lonjakan laba ini dipicu oleh kinerja operasional dan hasil investasi.
Kinerja positif dari operasional dan hasil investasi diyakini bakal berlanjut sepanjang 2015. Dus, Askrindo akan mempertahankan target laba Rp 1 triliun tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News