kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Laba Jasindo berpotensi terganggu


Kamis, 29 November 2012 / 11:40 WIB
Laba Jasindo berpotensi terganggu
Proyek Japek II Selatan masih terus berjalan dan seksi 3 diharapkan rampung pada Maret 2022. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/wsj.


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Pencapaian target laba Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) tahun ini berpotensi terganggu. Penyebabnya, perusahaan harus membayar klaim cukup besar, bahkan hingga Oktober lalu telah melewati target tahunan. Peningkatan klaim antara lain berasal dari asuransi satelit, minyak dan gas (migas), properti, dan kendaraan.

Awalnya, manajemen hanya menetapkan besaran pembayaran klaim tahun ini Rp 1,6 triliun. Ternyata hingga Oktober 2012 lalu, perusahaan mengeluarkan dana pembayaran klaim sebesar Rp 2,2 triliun.

Budi Tjahjono, Direktur Utama Jasindo, mengatakan pembayaran klaim cukup menyedot kas perusahaan. Terbaru, perusahaan membayar klaim atas asuransi satelit Telkom III yang gagal mengorbit pada Agustus 2012.

Total pembayaran klaim asuransi satelit milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sekitar US$ 185,3 juta atau senilai Rp 1,83 triliun. Jasindo hanya membayarkan 2% dari total klaim atau sekitar Rp 36,6 miliar. "Pembayaran klaim lain oleh pihak reasuransi," ungkap Budi, Rabu (28/11).

Meskipun pembayaran klaim sudah melewati rencana anggaran kerja perusahaan (RKAP), Budi meyakini, target laba tahun ini sebesar Rp 256 miliar bakal tercapai. Soalnya, saat klaim meningkat, pendapatan premi juga seturut tumbuh pesat.

Hingga Oktober, Jasindo mendapatkan premi sekitar Rp 3 triliun, tumbuh 16% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sebagian besar premi berasal dari asuransi migas. Namun, Budi belum bisa menyampaikan datanya.

Lalu, dari asuransi properti juga menyumbang premi cukup besar, mencapai Rp 1 triliun. Pendapatan premi asuransi properti meningkat karena Oktober lalu, perusahaan mendapat banyak klien, terutama untuk menjamin properti milik perusahaan plat merah.

Premi asuransi properti akan terus bertambah karena, Jasindo akan mendapatkan klien. Seperti dari PT PLN, PT Pembangkit Jawa Bali, dan PT Indonesia Power.

Budi menambahkan, meski membayar klaim cukup besar dari asuransi satelit, pihaknya tidak kapok. Pihaknya  akan membidik asuransi satelit lagi.

Arief Yahya, Direktur Utama Telkom, mengaku berencana mengorbitkan tiga satelit lagi pada tahun depan. Namun ia belum merinci periode peluncurannya. Inilah yang akan dibidik Jasindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×