kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laba Mega Syariah tumbuh 242,41% di 2012


Jumat, 12 April 2013 / 21:40 WIB
Laba Mega Syariah tumbuh 242,41% di 2012
ILUSTRASI. Pendiri SpaceX dan CEO Tesla Elon Musk mengunjungi lokasi pembangunan pabrik raksasa Tesla di Gruenheide, dekat Berlin, Jerman, 17 Mei 2021. REUTERS/Michele Tantussi. REUTERS/Michele Tantussi/File Photo


Reporter: Christika Angelita Toar | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Bank Mega Syariah berhasil mengukir laba yang signifikan. Bank berhasil membukukan laba Rp 246,73 miliar. Ini artinya meningkat 242,41% dari laba tahun 2011 yang hanya Rp 71,06 miliar.

Sedangkan laba setelah pajak tumbuh 242,2% dari Rp 53,87 miliar menjadi Rp 184,87 miliar. "Pencapaian Laba tersebut didukung oleh pertumbuhan bisnis, peningkatan produktivitas karyawan dan pengendalian biaya operasional yang lebih baik." ujar Benny Witjaksono, Direktur Utama Bank Mega Syariah, Jumat (12/4)

Mega Syariah juga mencatat pertumbuhan yang baik di tahun 2012 dengan peningkatan aset dari Rp 5,565 triliun di tahun 2011 menjadi Rp 8,164 triliun. Ini artinya aset meningkat 46,71% tahun lalu.

Peningkatan aset ini ditunjang perkembangan dalam bidang pembiayaan dan pendanaan yang meningkat diatas rata-rata industri. Untuk pembiayaan, pada 2012 Mega Syariah menyalurkan Rp 6,21 triliun. Ini artinya meningkat 51,74% dari pembiayaan 2011 yang mencapai Rp 4,09 triliun.

Penyaluran pembiayaan terbesar adalah sektor UMKM sebesar 49,2%. Adapun untuk sektor financing and joint financing sebesar 36,6%, sektor gadai 7,4%, sektor haji 5,7%, dan sektor komersil 1,0%.

Sedangkan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) kotor tahun 2012 turun dari 3,03% di tahun sebelumnya menjadi 2,67%. Benny menjelaskan, turunnya DPF karena  upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dan penagihan mencapai hasil yang baik. NPF bersih otomatis juga ikut turun dari 1,79% di 2011 menjadi 1,32% tahun lalu.

Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebanyak Rp 2,17 triliun dari Rp 4,93 triliun pada 2011 menjadi Rp 7,11 triliun tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×