kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Laba OCBC NISP tumbuh 32%


Kamis, 25 Juli 2013 / 18:43 WIB
Laba OCBC NISP tumbuh 32%
ILUSTRASI. Karyawan kantor mengenakan masker berjalan melintas di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (17/2/2022).


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) meraih kinerja yang baik semester pertama 2013. Laba bank berkode saham NISP ini tercatat tumbuh 32% dari Rp 406 miliar menjadi Rp 536 miliar.

"Kinerja ini cukup menyenangkan. Ini sesuai dengan target yang kami patok," jelas Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja, pada paparan kinerja, Kamis, (25/7).

Kenaikan laba bersih ini antara lain didapat dari pendapatan bunga bersih yang meningkat 23%. Pada semester pertama tahun lalu, pendapatan bunga bersih yang OCBC NISP raih yaitu Rp 1,2 triliun. Angka tersebut kemudian meningkat jadi Rp 1,5 triliun di semester pertama ini.

Meski begitu, Net Interest Margin (NIM) bank yang dikendalikan oleh investor Singapura ini menurun tipis. Di bulan Juni tahun lalu, NIM bank ini berada di posisi 4,2%. Namun di Juni ini NIM-nya sedikit menurun jadi 4,1%.

Kredit OCBC NISP tercatat tumbuh 19%. Jumlah kredit yang digelontorkan semester pertama ini mencapai Rp 56,9 triliun. Angka tersebut meningkat dari Rp 47,7 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Sebagian besar kredit tersebut disalurkan untuk modal kerja dengan porsi 41%. Setelah itu, investasi memegang porsi 36% dan konsumer yakni 23%. Sedangkan berdasarkan sektor usaha, kredit tersebut terbagi 25% untuk sektor perdagangan, 24% perindustrian, 21% jasa, 3% konstruksi, pertanian dan pertambangan 4%, lain-lainnya 23%.

Kualitas kredit tersebut pun cukup terkendali. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) menurun dari 1,1% menjadi 0,7%.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sejumlah 12%. Pada semester pertama tahun lalu, dana masyarakat yang dikumpulkan yakni Rp 51,8 triliun. Lalu pada semester pertama tahun ini, naik menjadi Rp 57,8 triliun.

Meski begitu likuiditas yang tecermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) cenderung mengetat. LDR mengalami kenaikan dari 91,8% jadi 98%. "Tapi kalau kami menghitung obligasi dan medium term notes, rasionya menjadi 90,6%. Tapi kami juga memperhatikan likuiditas untuk kami tetap tumbuh," aku Parwati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×