Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tekanan berat akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tak hanya dirasakan industri perbankan dalam negeri. Perbankan asing seperti Standard Chartered Bank Indonesia bahkan juga mengalami penurunan perolehan laba bersih sebesar 83,84% pada April 2015 dibanding bulan yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2015, laba bersih yang diperoleh Standard Chartered Bank Indonesia Rp 40,53 miliar. Sedangkan April tahun lalu, bank yang berinduk ke Inggris ini masih mengantongi laba Rp 250,94 miliar.
Di sisi lain, jumlah kredit yang disalurkan Standard Chartered Bank Indonesia juga tumbuh rendah. Jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 32,36 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan hanya 8,84% year on year dibanding April 2014 yang mencapai Rp 29,73 triliun.
Shee Tse Koon, Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia enggan berkomentar banyak mengenai ini. "Saya belum melihat langsung data yang dimaksudkan. Sehingga saya belum bisa menanggapi langsung untuk persoalan itu," kata Shee di Jakarta, Senin (29/6).
Namun, Shee mengakui pertumbuhan kredit yang rendah tak lepas dari situasi ekonomi nasional maupun global dimana ekonomi masih belum sepenuhnya pulih. Selain itu ia juga mengakui memang ada peningkatan biaya dana (cost of fund) di industri perbankan dibanding tahun lalu karena ada peningkatan bunga deposito. "Karena secara global, kecenderungan ini terjadi karena The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan," pungkas Shee.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News