kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lakukan stress test, hasil BNI jauh dari risiko


Selasa, 08 September 2015 / 17:25 WIB
Lakukan stress test, hasil BNI jauh dari risiko


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Melemahnya ekonomi nasional dan global, serta tren pelemahan nilai tukar rupiah menghantui bisnis perbankan. Untuk memastikan kesehatan bisnis bank, sejumlah bank getol melakukan stress test.

Tak terkecuali, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bank pelat merah ini bahkan menjalani reverse test, di samping stress test. Reverse test dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kondisi ekonomi dan pelemahan nilai tukar mulai melumpuhkan bisnis BNI.

Hasilnya, kata Achmad Baequni, Direktur Utama BNI, relatif aman. Bahkan diklaim masih jauh dari risiko menciutnya rasio kecukupan modal atau kredit macet seperti yang menjadi kekhawatirannya.

"Kalau dollar tembus Rp 15.000, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio/CAR kami cuma turun sangat sedikit. Tidak signifikanlah. Masih di kisaran 14%. Jadi, aman. Skema kami malah sampai Rp 20.000 per dollar AS, CAR masih di atas 10%," ujarnya, Selasa (8/9).

Dari sisi rasio kredit bermasalah atawa non performing loan/NPL, sambung dia, memang akan naik menjadi 3%. Namun, itu pun masih jauh dari ambang batas yang disarankan Bank Indonesia, yaitu sebesar 5%. "Saya kira juga tidak masalah," terang dia.

Menurut Baequni, pihaknya telah menyiapkan beberapa skema pada level tertentu yang menggambar posisi rupiah terhadap dollar AS. Mulai dari skema pesimis sampai yang paling buruk. Sayang, ia emoh berbagi hasil stress dari masing-masing skema. "Stress test kami lakukan setiap bulan. Dari tes terakhir, ini jauh lah dari yang dikhawatirkan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×