kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lakukan stress test, kondisi Mandiri masih aman


Selasa, 08 September 2015 / 19:25 WIB
Lakukan stress test, kondisi Mandiri masih aman


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih melemah. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (8/9) mencatat, nilai tukar rupiah masih terus melemah mencapai Rp 14.285 per dollar AS. Angka ini cenderung meningkat ketimbang Senin (7/9) lalu yang masih di level Rp 14.234.

Rontoknya rupiah ini telah diantisipasi oleh perbankan dengan melakukan uji ketahanan alias stress test. Bak Mandiri juga tak ketinggalan melakukan stress test dengan asumsi nilai tukar rupiah tembus Rp 15.800 per dollar AS.

"Dari hasil stress test tersebut kondisi kami masih relatif aman," kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunardi Sadikin, Selasa (8/9).

Menurut Budi, kinerja Mandiri sampai Agustus 2015 masih dalam kondisi bagus. “Jadi kami sudah melakukan stress test di baseline Rp 13.500 dan moderate di level 15.800 masih oke,” ujarnya.

Direktur Keuangan Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, bahwa secara umum kondisi fundamental perseroan masih relatif aman. Hal ini bisa dilihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang masih rendah dan pencadangan yang optimal.

Nah, terkait meningkatnya NPL pada semester pertama 2015 yang di level 2,43% dari sebelumnya 2,23%, menurut Kartika lebih disebabkan karena pelemahan di sektor komoditas.

Kartika sendiri optimistis, pihaknya masih bisa menjaga NPL di bawah 3%. Namun Tiko, panggilan akrab Kartika mengatakan, jika NPL berada di level 3%, Bank Mandiri masih memitigasi terkait dengan potensi dampak turunannya.

“Namun yang masih belum bisa diprediksi adalah dampak turunan seperti misalnya adalah utang luar negeri. Terkait hal ini memang kami harus lebih berhati-hati,” ujar Kartika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×