CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.694   46,00   0,29%
  • IDX 7.287   42,97   0,59%
  • KOMPAS100 1.121   3,70   0,33%
  • LQ45 885   -2,19   -0,25%
  • ISSI 222   1,89   0,86%
  • IDX30 456   -1,32   -0,29%
  • IDXHIDIV20 551   -2,67   -0,48%
  • IDX80 128   0,01   0,01%
  • IDXV30 138   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 153   -0,62   -0,41%

Lebih dari 100.000 merchant OVO telah menerapkan QRIS


Minggu, 12 Januari 2020 / 11:37 WIB
Lebih dari 100.000 merchant OVO telah menerapkan QRIS
ILUSTRASI. OVO sudah mengimplementasikan Quick Respon Indonesia Standart (QRIS) bagi para merchant.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visionet Internasional atau yang lebih dikenal sebagai OVO sudah mengimplementasikan Quick Respon Indonesia Standart (QRIS) bagi para merchant. Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menyatakan hingga saat ini sudah lebih dari 100.000 merchant di seluruh Indoensia terdaftar menggunakan QRIS.

“Jadi memang (QRIS) Ini butuh sosialiasi bukan hanya di sisi konsumen tapi juga merchant-nya. Tapi itu part of the proses lah. Fokus implementasi sebaiknya di perkotaan dulu karena kalo kita lihat kita akan fokus di tujuh kota dulu seperti Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Makassar,” ujar Karaniya pekan lalu.

Baca Juga: Era pembayaran digital dimulai, BI: Kompetisi ada di tangan pemain

Ia menyebut, OVO mencatatkan pertumbuhan transaksi dobel digit sepanjang 2019. Tahun lalu OVO mencatat pertumbuhan jumlah nilai transaksi 55%.

Selain itu peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan lebih dari 40%. Kini OVO telah hadir di 115 juta perangkat di lebih dari 363 kota.

Berdasarkan data terakhir, OVO memproses 1 miliar transaksi dalam satu tahun secara real time. Sedangkan peningkatan jumlah transaksi lebih dari 70% di tahun 2019.

Baca Juga: Bank Mandiri dan BNI akan tingkatkan transaksi QR di mesin EDC tahun ini

“Potensi uang elektronik masih besar. Sekarang kan penetrasi digitalnya hanya 7%. Komposisi transaksi yang terbesar itu e-commerce, lalu food and beverage,” imbuh Karaniya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×