Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Chairman & CEO IBK Bank Kim Do Jun mengatakan Bank IBK Indonesia punya ambisi jadi bank spesialis UKM nomor wahid di tanah air.
“IBK akan berkontribusi dalam pengembangan pengembangan ekonomi Indonesia dan membantu pertumbuhan UKM dengan dasar kemampuan keuangan UKM yangs udah kami miliki dan bina selama 58 tahun,” katanya dalam kesempatan yang sama.
Bank IBK Indonesia juga ditargetkan untuk dapat berkontribusi terhadap 25% overseas profit, dan 15% overseas asset IB Bank pada 2023.
Selain IBK Bank, lembaga keuangan asal negeri ginseng yaitu Apro Financial Co. Ltd juga ambil langkah ekspansi serupa. Apro menggabungkan PT Bank Oke dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR).
Langkah ini mulai dilakukan Apro Financial sejak Oktober 2018 lalu, Apro Financial kala itu berhasil mengempit 77,39% saham Bank DInar senilai Rp 691 miliar. Dan terakhir kepemilikan Apro di Bank Dinar mencapai 91,33%. Sedangkan saat itu, Apro sudah mengempit 99,99% kepemilikan Bank Oke.
Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah bilang pasca merger, Bank Oke juga akan menyasar segmen UKM dan konsumer. Yang teranyar, bank ini juga baru mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menawarkan produk payroll loan, dan merchant loan.
Baca Juga: Merger, Bank Dinar resmi berubah nama menjadi Bank Oke
“Iya benar kami sudah mendapatkan izin untuk kedua produk tersebut. Meski baru, untuk kedua produk tersebut kami menargetkan hingga akhir 2019 bisa menyalurkan hingga Rp 100 miliar,” kata Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Sedangkan hingga akhir tahun bank ini menargetkan untuk dapat menyalurkan kredit mencapai Rp 4,07 triliun, dan menghimpun DPK hingga Rp 2,50 triliun.
Efdinal juga menambahkan, Apro Financial juga berkomitmen untuk mendukung bisnis Bank Oke. Dalam jangka panjang Apro Financial akan terus melakukan penambahan modal senilai Rp 500 miliar per tahunnya selama enam tahun ke depan. Proses ini akan dimulai akhir 2019.
Suntikan modal ini juga dilakukan guna mengejar target untuk naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News