Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak para pelajar untuk meningkatkan literasi keuangan dan menjauhi praktik keuangan ilegal seperti pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).
Pesan ini disampaikan dalam kegiatan Money Fest @School yang diselenggarakan oleh KONTAN di SMA Katolik Sang Timur, Jakarta, Selasa (29/4).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menegaskan bahwa pengelolaan keuangan merupakan essential life skill yang wajib dimiliki oleh semua orang, apa pun profesinya.
Baca Juga: OJK Rilis Panduan Tata Kelola Kecerdasan Artifisial, Dorong Bank Membentuk Komite AI
"Mau jadi arsitek, insinyur, bahkan ahli nuklir, tetap harus bisa mengelola uang," ujar Friderica.
Mengutip survei OECD, Friderica mengatakan bahwa tingkat literasi keuangan yang tinggi berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan suatu negara.
Oleh karena itu, ia menilai pentingnya mendidik generasi muda sejak dini agar tidak terjebak gaya hidup konsumtif maupun praktik keuangan ilegal.
Menurut Friderica, maraknya penggunaan layanan buy now pay later (BNPL) dan kartu kredit di kalangan pelajar tanpa pemahaman yang memadai bisa menjerumuskan mereka ke dalam masalah keuangan.
Banyak remaja tergoda berbelanja karena kemudahan akses, namun abai terhadap kewajiban membayar tepat waktu.
Dalam kesempatan tersebut, Friderica juga memperkenalkan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), yakni sistem pencatatan riwayat kredit yang dikelola oleh OJK.
Ia menegaskan, catatan buruk dalam SLIK dapat memengaruhi peluang seseorang saat melamar pekerjaan atau mengajukan pinjaman di masa depan.
Selain itu, OJK juga menyoroti maraknya kasus judi online yang kerap berkaitan dengan praktik pinjol ilegal.
"Pinjol dan judi itu kakak-adik. Kalau sudah main judi, pasti cari pinjol buat modal," tegasnya.
Ia mencontohkan kasus di sebuah universitas ternama, di mana seorang mahasiswa terjerat utang judi hingga nekat melakukan tindak kriminal.
Friderica juga mengingatkan pelajar akan bahaya penipuan digital, termasuk modus penyamaran sebagai pihak bank (impersonation).
Banyak korban kehilangan dana karena terjebak tautan palsu, bahkan mereka yang bekerja di sektor keuangan pun bisa menjadi korban.
Di akhir sesi, para pelajar diajak untuk membiasakan diri menabung sejak dini serta membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
"Kalau dapat uang jajan, tabung dulu baru belanja. Jangan sampai karena tergoda diskon, kalian terjerat utang," pesannya.
Kegiatan Money Fest @School merupakan bagian dari strategi OJK dalam memperkuat perlindungan konsumen sekaligus menyiapkan generasi muda sebagai pilar ekonomi masa depan.
“Apa pun cita-citamu, kemampuan mengelola keuangan adalah syarat mutlak menuju kesuksesan,” tutup Friderica.
Selanjutnya: EV Makin Dilirik, Periklindo Optimistis Pangsa Pasar Capai 10 Persen pada 2025
Menarik Dibaca: 4 Alasan Kulit Berjerawat Harus Pakai Sunscreen, Jangan Sampai Skip!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News