kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuidias perbankan syariah mulai membaik


Jumat, 03 Oktober 2014 / 21:52 WIB
Likuidias perbankan syariah mulai membaik
ILUSTRASI. 7 Rekomendasi Makanan dan Minuman Sehat selama Perjalanan Mudik Lebaran


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan syariah mulai menunjukkan tren membaik di bulan Juli 2014. Hal ini disebabkan sejumlah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) mulai memperlambat penyaluran pembiayaannya di tahun ini.

Menurut Rizqullah, Bendahara Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), selama ini rata-rata pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah cukup tinggi lebih dari 40% per tahun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan perbankan nasional secara industri. "Namun sekarang perbankan syariah mulai memperlambat laju pertumbuhan pembiayaannya," kata Rizqullah, saat dihubungi KONTAN, Jumat (3/10).

Kondisi ini disebabkan situasi pertumbuhan ekonomi makro yang melambat. Disertai tren peningkatan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) membuat sejumlah BUS maupun UUS meningkatkan kehati-hatian sebelum menyalurkan pembiayaan. "Inilah yang membuat kondisi likuiditas perbankan syariah kini sedikit lebih longgar," ujarnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2014, tingkat financing to deposit ratio (FDR) memang turun dari 104,83% di Juli 2013 menjadi 95% di Juli 2014.

Data OJK memang menunjukkan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah melambat cukup banyak. Hingga Juli 2014, pembiayaan perbankan syariah meningkat dari Rp 174,48 triliun di Juli 2013 menjadi Rp 188,06 triliun di Juli 2014 atau tumbuh 7,78 % secara year on year (yoy).

Capaian tersebut jauh melambat dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Hingga Juli 2013, pembiayaan perbankan syariah meningkat dari Rp 120,91 triliun di Juli 2012 menjadi Rp 174,48 triliun di Juli 2013 atau tumbuh 44,30 % secara yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×