kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas ketat, BTN siapkan dana Rp 14 triliun untuk surat berharga


Rabu, 06 Februari 2019 / 20:02 WIB
Likuiditas ketat, BTN siapkan dana Rp 14 triliun untuk surat berharga


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyiapkan dana sekirat Rp 14 triliun untuk ditempatkan di surat berharga.

Direktur Finance and Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko menyatakan besaran dana tersebut merupakan highly qualified liquid asset (HQLA) yang merupakan kriteria BTN dalam menempatkan dana di surat berharga maupun di Bank Indonesia.

"Bank hrs memelihara HQLA untuk secondary reserve-nya (SR). BTN harus jaga SR saat ini di level sekitar Rp 14 triliun jadi minimal kami punya HQLA ya sebesar Rp 14 triliun. Besarnya SR tergantung besarnya aset, kalau asset naik ya SRnya naik dan investasi di HQLA juga naik," ujar Iman kepada Kontan.co.id pada Rabu (6/2).

Namun Iman menekankan, bank dengan sandi saham BBTN ini lebih fokus pada penyaluran kredit, lantaran, fungsi dari intermediasi BTN adalah menyalurkan kredit. Apalagi saat kondisi pengetatan likuiditas.

"Kondisi likuiditas BTN masih oke, GWM primer dan sekunder terjaga, SR terjaga, Liquidity Coverage Ratio terjaga, Net Stable Funding Ratio (NSFR) terjaga. LDR memang selalu tinggi di atas 100% tapi karena CAR di atas 14% jadi tidak apa-apa," jelas Iman.

Sebelumnya Iman bilang pihaknya akan menggunakan strategis dalam menempatkan dana saat bank memiliki kelebihan likuiditas yang belum tersalurkan lewat kredit.

BTN sendiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15% yoy sepanjang 2019. Meski demikian, Iman mengaku terdapat surat berharga yang menarik. Selama likuiditas dan credit line tersedia pihaknya akan melirik surat berharga berdasarkan kriteria risk return yang memadai.

Agar likuiditas bank tidak ketat, Iman bilang selain menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 15% yoy, bank dengan sandi saham BBTN ini akan mencari pendanaan di luar DPK (wholesale) sebesar Rp 14 triliun.

BTN berencana akan menghimpun dana tersebut dari pinjaman bilateral atau sindikasi dan penerbitan surat berharga baik obligasi negotiable certificate of deposit (NCD), maupun sekuritisasi.

Dalam laporan keuangan BTN per November 2018, BTN telah menempatkan dana ke surat berharga sebesar Rp 12,75 triliun. Nilai ini turun 0,06% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,66 triliun.

Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan per November 2018 mencatatkan penurunan penempatan dana bank di surat berharga sebesar 4,4% yoy menjadi Rp 1.003,06 triliun. Sedangkan kredit hingga November 2018 tumbuh 12,31% yoy menjadi Rp 5.218,22 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×