kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

LPPI ungkap persoalan di perbankan Indonesia


Kamis, 05 Oktober 2017 / 11:15 WIB
LPPI ungkap persoalan di perbankan Indonesia


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) mencatat sejumlah masalah yang terjadi di perbankan Indonesia. Permasalahan di sektor perbankan ini bisa dilihat dari beberapa faktor seperti efisiensi, profitabilitas, permodalan dan kredit bermasalah.

Untuk efisiensi, LPPI mencatat ada sebanyak 25 bank yang mempunyai rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional atau BOPO di atas 95%. Hal ini mencerminkan efisiensi yang rendah.

Dari sisi profitabilitas, tercatat ada 24 bank yang rentabilitasnya rendah. Hal ini karena rasio ROA dan ROE di bawah rata rata industri. Sedangkan dari sisi permodalan, tercatat hampir 50% bank umum di Indonesia masih beroperasi dengan rasio permodalan di bawah rata rata industri.

Direktur LPPI Krisna Wijaya menyebut, khusus bank pembangunan daerah (BPD) mayoritas mempunyai masalah dengan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) dan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR).

"Bank BPD tercatat mempunyai pengelolaan risiko yang masih dibawah bank umum," kata Krisna dalam seminar Economic and Banking Outlook, Kamis (5/10).

Meskipun secara individu bank ada beberapa masalah. Namum, secara umum kondisi perbankan Indonesia masih cukup sehat.

Hal ini ditunjukkan dengan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang masih tinggi. Selain itu, per Juli 2017, rasio permodalan atau CAR juga masih di angka 23. Profitabilitas atau ROA tercatat masih bagus di angka 2,5%.

Likuiditas dan efisiensi perbankan juga masih mencatat level yang optimum, yaitu masing-masing 89,2% dan 79%. Selain itu, rasio NPL sudah mulai menurun dan menjauh dari titik tertinggi sebelumnya 3,2 dan menjadi 3,0 pada Juli 2017.

Tahun depan, menurut Krisna, industri perbankan diproyeksi akan mencatat kenaikan kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa rasio yang membaik seperti profitabilitas, permodalan, kredit bermasalah dan efisiensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×