Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Berlandaskan pandangan tersebut, LPS pun meramal kondisi likuiditas perbankan tahun ini akan lebih likuid. Sebagai tambahan informasi saja, Bank Indonesia mencatat total DPK sudah tumbuh 6,4% secara year on year (yoy) per November 2019 menjadi Rp 5.752,1 triliun. Posisi tersebut terbilang membaik dari periode bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,9% yoy.
Penunjangnya, salah satunya ada peningkatan dari sisi dana giro perbankan yang tumbuh 5,5% menjadi Rp 1.336,8 triliun di bulan November 2019 lalu setelah sempat tumbuh di bawah 5%. Sementara itu, pertumbuhan tabungan juga terus membaik hingga mencapai 7,2% menjadi Rp 1.889,2 triliun.
Sejalan dengan itu, realisasi kredit perbankan juga menjadi lebih maksimal atau tumbuh sebesar 7% yoy menjadi Rp 5.549,4 triliun. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,6%.
Baca Juga: Gandeng WeChat Pay, CIMB Niaga targetkan dana murah tumbuh dua digit
Peningkatan kredit terjadi pada debitur korporasi yang naik dari 6,1% yoy per Oktober 2019 menjadi 7,4% di bulan berikutnya. Namun, di sisi lain kredit pada perorangan justru melambat dari 8,4% pada Oktober 2019 menjadi 7,8% di akhir November 2019.
Halim menyebut, tahun 2019 pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan sesuai dengan prediksi yakni di kisaran 8%-10% secara yoy. "Saya kira akan sama (sesuai proyeksi), kalau kondisi membaik tentunya permintaan bisa didorong. Tapi risiko masih ada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News