kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Makin riuhnya rencana penggabungan ATM


Sabtu, 11 Desember 2010 / 08:05 WIB
Makin riuhnya rencana penggabungan ATM
ILUSTRASI. PEMBANGUNAN BANDARA NYIA


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) untuk menggabungkan jaringan nasional automated teller machine atawa anjungan tunai mandiri (ATM) semakin ramai saja. Rupanya untuk menyikapi rencana BI ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak cepat dengan memanggil Himpunan Bank Negara (HIMBARA) dan PT Telekomunikasi Indonesia. Mereka berencana untuk membentuk kongsi dalam satu konsorsium supaya bisa menyatukan sistem pembayaran (National Payment Gateway/NPG) di antara bank-bank negara.

Deputi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan, Parikesit mengungkapkan HIMBARA serta Telkom telah melakukan beberapa kali pertemuan dan membahas hal ini secara intensif. "Kami saat ini sedang proses menuju ke sana. Jadi Himbara dan Telkom itu diharapkan bisa bersinergi membentuk apa yang namanya ATM Bersama," ujar Parikesit kepada KONTAN.

Berbagai hal dibahas dalam pertemuan tersebut, termasuk mengkaji tentang biaya interchange atas interkoneksi jaringan ATM tersebut. Penyatuan ATM itu diyakini akan menekan biaya interchange perbankan secara perlahan tapi pasti. Diharapkan, pembahasan itu bisa mencapai titik terang, pekan depan. "Karena ini masih proses, jadi saya belum bisa berkomentar banyak. Minggu-minggu depan baru saya bisa kasih jawaban soal teknisnya," ungkapnya.

Wakil Ketua I Himpunan Bank Negara (Himbara) Sofyan Basir pun membenarkan rencana kongsi ini. "Beberapa kali dilakukan pertemuan di tingkat HIMBARA. Itu pernah dilakukan oleh Direksi saya. Dan nantinya akan membentuk konsorsium sendiri. Tetapi itu baru wacana, sekarang masih didiskusikan," kilah Sofyan, kepada KONTAN. Sofyan mengaku, pembahasan ini baru sebatas Himbara dan Telkom saja. Sedangkan tiga perusahaan operator ATM di Indonesia, yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari (ALTO), tidak dilibatkan dalam hal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×