Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth), melihat pertumbuhan bisnis asuransi tahun ini kurang bergairah. Alasannya, kemampuan badan usaha untuk membeli asuransi mulai turun atau terbatas.
Meski demikian, Mandiri Inhealth tetap yakin pendapatan premi perusahaan bisa tumbuh dua digit sepanjang tahun 2018. Perusahaan ini memproyeksi pendapatan premi tumbuh 14% hingga 15% atau di kisaran Rp 2,12 triliun sampai Rp 2,14 triliun.
Demi mencapai target tersebut, Mandiri Inhealth tetap konsisten memperluas jaringan bisnis baru, yang disertai oleh penguatan kualitas produk. Salah satunya, dengan menjalankan sistem coordination of benefit (CoB) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Strategi kami untuk terus mencari bisnis baru dan menjaga kualitas agar bisnis yang sudah ada tidak hilang. Kami juga modifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan dan terus melakukan kampanye akan penting dan manfaatnya CoB,” kata Direktur Utama Mandiri Inhealth Iwan Pasila kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4).
Saat ini, Mandiri Inhealth telah menjalankan CoB dengan tingkat kepesertaan hingga akhir tahun 2017, mencapai 408 perusahaan dengan jumlah peserta sebanyak 478.623 orang.
Sekedar informasi, Mandiri Inhealth mencatatkan realisasi premi senilai Rp 1,86 triliun pada 2017 atau tumbuh 14,73% secara year on year (yoy). Perseroan juga mencatatkan laba komprehensif senilai Rp 195,17 miliar di tahun lalu, atau tumbuh 17,69% dari realisasi laba sebelumnya yakni Rp 165,84 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News