kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mandiri menggeber kontribusi anak usaha


Kamis, 08 Januari 2015 / 06:57 WIB
Mandiri menggeber kontribusi anak usaha
ILUSTRASI. Bahaya begadang yang perlu diwaspadai.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dalam jangka panjang, PT Bank Mandiri Tbk berharap bisa menggenjot kontribusi laba dari anak usahanya. Sebab, hingga akhir tahun 2014, Bank Mandiri mencatat kontribusi anak usaha terhadap total aset dan laba konsolidasi emiten berkode saham BMRI tersebut baru sebesar 11%.

"Pada tahun 2020 kontribusi anak usaha diharapkan bisa mencapai 25% terhadap total aset dan laba perusahaan," ujar Pahala N. Mansuri, Direktur Keuangan Bank Mandiri kepada KONTAN, Rabu (7/1). Namun sayang, dia tidak mau merinci bagaimana upaya Bank Mandiri merealisasikan target itu.

Asal tahu saja, Bank Mandiri memproyeksikan laba bersih anak-anak usaha bisa mencapai Rp 1,9 triliun–Rp 2 triliun di tahun 2014. Keyakinan Pahala berangkat dari kinerja anak usahanya selama lima tahun terakhir. Pada periode itu, kontribusi laba anak usaha mampu tumbuh dua kali lipat, dari sebelumnya yang hanya 6% hingga 7% saja.

Salah satu anak usaha Bank Mandiri yang cukup berpotensi adalah Bank Sinar Harapan Bali (BSHB), yang merupakan usaha patungan atau joint venture akhir tahun 2014 lalu bersama dengan PT Taspen dan PT Pos Indonesia.

Saat ini, BSHB tengah menunggu persetujuan Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) untuk bersalin nama menjadi Bank Mantap. "Kami harap secepatnya bisa selesai. Paling tidak, Februari atau Maret nanti kami mulai beroperasi sebagai Bank Mantap," kata I Wayan Sukarta, Direktur Utama Bank Sinar Harapan Bali, kemarin.

Hingga Desember 2014 lalu, pertumbuhan bisnis BSHB berada di atas rata-rata industri perbankan. Wayan merinci, aset BSHB tumbuh hingga 60% menjadi Rp 1,76 triliun, dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1,51 triliun alias meningkat 25,4%.

"Kami juga mencatat pertumbuhan kredit sebesar 25,3% menjadi Rp 920 miliar," imbuh Wayan.

Alhasil, laba bersih BSHB diperkirakan meningkat 28,9% menjadi Rp 20,5 miliar di 2014. Kinerja itu, lanjut Wayan, tak lepas dari fokus BSHB yang mengalirkan kredit ke sektor UMKM dan akan terus berlanjut setelah nanti menjadi Bank Mantap. Pada tahun 2015, Wayan memperkirakan kredit BSHB tumbuh 50%, seiring dukungan yang akan diberikan Taspen dan Pos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×