Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga paruh pertama 2019, PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) membukukan total aset menembus angka lebih dari Rp 100 triliun. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi bank syariah di Indonesia. Pencapaian aset didorong kinerja Bank yang semakin baik per triwulan II-2019.
Kinerja membaik terlihat dari laba bersih yang dibukukan Mandiri Syariah per triwulan II-2019 yang mencapai Rp 551 miliar, naik 111,08% dibandingkan Rp 261 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba tersebut diperoleh dari naiknya pendapatan bank disamping peningkatan efisiensi dan penjagaan kualitas pembiayaan.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menjelaskan dalam dua tahun terakhir Mandiri Syariah fokus pada pengembangan digital banking terutama perluasan fitur layanan Mandiri Syariah Mobile.
Baca Juga: Duniatex kesulitan arus kas, Grup Mandiri menanti skema restrukturisasi
‘’Kami mendesain aplikasi Mandiri Syariah Mobile bukan sekadar layanan perbankan tapi juga memenuhi kebutuhan ibadah umat Islam seperti waktu shalat, lokasi masjid terdekat, arah kiblat serta fitur pembayaran zakat, sedekah dan wakaf," ujarnya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Kamis (8/8).
Perluasan fitur digital berdampak pada peningkatan pendapatan berbasis fee (fee based income/FBI) yang naik 26,20% semula Rp 514 miliar per Triwulan II-2018 menjadi Rp 649 miliar triwulan II-2019.
Peningkatan FBI tersebut didorong meningkatnya transaksi di e-channel termasuk melalui Mandiri Syariah Mobile. Mandiri Syariah terus meningkatkan fitur biller, payment, serta menjalin kolaborasi dengan e-commerce untuk memudahkan nasabah bertransaksi melalui Mandiri Syariah Mobile.
Hingga semester I-2019 Mandiri Syariah berhasil mencapai total pendapatan bersih bank sebesar Rp 3,25 triliun naik dari Rp 2,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Begini strategi perbankan dorong transaksi kartu kredit sampai ujung tahun
Adapun penyaluran pembiayaan yang tumbuh 14,58% menjadi penyebab meningkatnya pendapatan margin dan bagi hasil bank. Per triwulan II-2018 Pembiayaan yang disalurkan Rp 62,37 triliun naik menjadi Rp 71,47 triliun per Triwulan II-2019.
Pembiayaan segmen konsumer mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan angka kenaikan 26,12% secara year on year (yoy) menjadi Rp 30,01 triliun.
Saat ini Mandiri Syariah tengah gencar mensosialisasikan produk pembiayaan kepemilikan rumah (Griya Berkah), mobil (Kendaraan Berkah), Cicil Emas, Gadai Emas dan juga pembiayaan untuk usaha, pegawai dan pensiun.
Pertumbuhan Pembiayaan juga disertai perbaikan kualitas yang tercermin dari NPF Nett yang turun menjadi 1,21% dari semula 2,75%. Sementara, NPF Gross turun dari 3,97% menjadi 2,89%.
Baca Juga: IHSG menutup perdagangan sesi I di atas level 6.200
Lebih lanjut, Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho, mengungkap pertumbuhan aset Mandiri Syariah dipengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya Tabungan yang bisa secara konsisten tumbuh sebesar 14,45% secara yoy menjadi sebesar Rp 36,33 triliun.
Hal ini juga berdampak terhadap perbaikan komposisi dana murah menjadi 54,28% dibandingkan total DPK.
Naiknya pendapatan Margin Bagi Hasil, Fee Based Income (FBI), pengendalian biaya overhead serta perbaikan kualitas pembiayaan juga memberikan kontribusi pada peningkatan laba perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News