Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui program' Satu Produk, Satu Alat Pelindung Diri (APD)', Manulife Indonesia mengajak masyarakat dan nasabahnya untuk berkolaborasi membantu tenaga medis yang berjuang merawat pasien Covid-19.
Selain itu Manulife juga menjalin kerja sama dengan platform BenihBaik.com dalam penyaluran hasil donasi ke rumah sakit yang membutuhkan APD.
Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Novita Rumngagun atau yang akrab disapa Nona menyebutkan bahwa di masa pandemi virus corona (Covid-19) saat ini kolaborasi antar pihak jadi hal utama.
Di mana semua pihak kini memiliki satu tujuan yang sama yaitu dalam menanggulangi pandemi Covid-19 yang hampir enam bulan melanda dunia.
Baca Juga: Maksimalkan kinerja, Manulife Indonesia perkuat kolaborasi
Sebagai garda terakhir yang berperang melawan virus Covid-19 dengan merawat pasien yang terinfeksi, petugas medis dinilai memerlukan proteksi yang mumpuni dalam menjalankan tugasnya, salah satunya dalam kecukupan alat pelindung diri (APD).
Maka pada awal Juni lalu diinisiasi program 'Satu Produk, Satu APD', di mana setiap pembelian produk asuransi oleh nasabah, maka turut menyumbangkan satu perangkat APD.
"Campaign mulai dari bulan Juni kemarin satu produk yang dibeli nasabah akan berkontribusi satu APD dan akan kami donasikan atas nama nasabah kami kepada paramedis yang membutuhkan, tanpa memotong premi mereka," kata Nona saat diskusi virtual di Kompas Talks pada Senin (27/7).
Founder dan CEO Benih Baik Andy F. Noya menuturkan, selain APD Manulife juga sudah mendonasikan 350 komputer yang akan membantu rumah sakit dalam memaksimalkan pelayanan administrasi di tengah pandemi.
Jumlah seluruh donasi APD dan unit komputer yang terkumpul mencapai lebih dari Rp 3,5 miliar, dan masih akan bertambah hingga akhir Juli ini.
Baca Juga: Pemahaman nasabah terhadap polis masih minim, ini yang dilakukan Manulife
Andy juga mengungkapkan dari total dana donasi yang sudah masuk, 70% sudah diserap dalam bentuk APD dan disalurkan ke rumah sakit yang membutuhkan.
"Kalau kita mengacu pada statement dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, beliau mengatakan kalau mengandalkan APBN, Pemerintah sendirian ini udah hancur. Karena bayangkan jika pertumbuhan ekonomi kita yang tadinya 5,3% sekarang terjun bebas minus, pengangguran bertambah, PHK bertambah, kemiskinan bertambah dan beban Pemerintah pasti akan berat kalau kita nggak gotong royong mungkin Indonesia akan sulit. Persoalan ini yang menarik adalah dengan semangat kolaborasi gotong royong di balik musibah ada hikmah," jelas Andy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News