Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu di tengah NIM perbankan nasional yang meningkat, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terlihat mengalami penurunan 12 bps ke posisi 4,58% per Juni 2023 dari 4,70% per Juni 2022
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggaraini menyampaikan pihaknya memang tidak agresif dalam penetapan suku bunga pinjaman di semester I tahun ini karena mempertimbangkan faktor risiko kredit dan menjaga momentum pertumbuhan kredit, sehingga perubahan bunga kredit relatif hanya mengikuti pergerakan suku bunga acuan.
Baca Juga: Bank Mandiri Sukses Salurkan Kredit Rp1.272 Triliun Hingga Kuartal II-2023
"Perbaikan NIM lebih didorong oleh upaya efisiensi melalui pertumbuhan CASA berbasis transaksional yang kuat. Proyeksi NIM BNI hingga akhir tahun 2023 akan stabil di kisaran 4,6%." kata Novita kepada Kontan.co.id.
Memasuki semester 2, BNI memproyeksikan suku bunga kredit dan DPK akan stabil, didukung oleh potensi membaiknya likuiditas di industri sebagai dampak dari peningkatan belanja pemerintah, volume penerbitan obligasi ritel yang mengecil terutama di kuartal keempat tahun ini.
Serta upaya untuk terus memastikan pertumbuhan CASA yang sehat. "Kami juga masih memprioritaskan upaya membangun basis pelanggan yang lebih besar terutama pada nasabah top tier di segmen korporasi," kata Novita.
Begitu juga dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Direktur Consumer and Commercial Lending BTN, Hirwandi Gafar memberikan tanggapannya terkait NIM, dengan penyesuaian suku bunga kredit akan disesuaikan dengan dinamika suku bunga yang ada kedepannya.
Bank BTN mencatat NIM yang menurun 96 bps ke posisi 3,62% per Juni 2023 dari posisi 4,58% pada Juni 2022.
"Tentunya proyeksi kita penyaluran kredit di semester II akan lebih besar dibandingkan dengan semester I," kata Hirwandi kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News