Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Diminta Turun, NIM Bank Justru Semakin Gemuk
Selanjutnya ada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang juga mencatat pertumbuhan rasio NIM menjadi 4,6% per Juni 2023, naik 6 bps dari posisi 4,54% pada Juni 2022. Kenaikan ini seiring didorong oleh pertumbuhan NII sebesar 4,43% YoY menjadi Rp, 6,83 triliun.
Lantaran kinerja penyaluran kredit CIMB NIaga juga meningkat 2,42% YoY menjadi Rp153,04 triliun per Juni 2023.
Direktur Strategy, Finance & SPAPM CIMB Niaga Lee Kai Kwong mengatakan, kebijakan suku bunga kredit CIMB Niaga ke depan sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain suku bunga acuan (BI7DRR), tingkat kompetisi di industri perbankan, likuiditas, kondisi makro ekonomi, dan lain-lain.
Namun meski begitu, ia menyatakan proyeksi NIM dari CIMB Niaga untuk satu tahun penuh di 2023 berada di kisaran 4,6% - 4,8%.
"Kami juga selalu mencermati secara seksama perkembangan faktor-faktor tersebut sebelum memutuskan akan menurunkan atau menaikan tingkat suku bunga," kata Lee kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Investor Asing Rajin Masuk ke Bank di Indonesia, Bagaimana Kinerjanya?
Sementara itu, meski belum melaporan hasil kinerja keuangan untuk semester I, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tetap akan berupaya untuk menjaga NIM hingga akhir tahun 2023.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan, proyeksi NIM secara konsolidasian masih sesuai dengan guidance yang telah ditetapkan yakni di kisaran 7,7% - 7,9% pada 2023.
Agar NIM tetap terjaga, Hendy menyampaikan strategi yang diambil perseroan diantaranya fokus pada penyaluran kredit pada segmen dengan yield optimal (ultra mikro, mikro dan UKM). Fokus perolehan liabilitas pada dana murah (CASA) sebagai upaya optimalisasi Cost of Fund.
"Kita juga menjaga level suku bunga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan profitabilitas, BRI secara berkala melakukan review suku bunga," kata Hendy kepada Kontan.co.id.