kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih penuh tantangan wujudkan visi sistem pembayaran Indonesia


Senin, 02 Desember 2019 / 20:54 WIB
Masih penuh tantangan wujudkan visi sistem pembayaran Indonesia
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan Mesin Tunjangan Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (31/12). Lima inisiatif bakal dilakukan Bank Indonesia (BI) guna mewujudkan visi sistem pembayaran Indonesia 2025.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Digital, Informasi dan Teknologi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Indra Utoyo. Ia bilang setidaknya saat ini sudah ada empat kategori API yang bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Keempatnya adalah Information API, Payment API Loan API, BRI Porduct API.

Indra menambahkan saat ini juga setidaknya sudah ada 75 pihak yang memanfaatkan API BRI. BRI pun aktif aktif mendorong pelaku digital untuk memanfaatkan API perseroan. Misalnya dengan menggelar hackathon digital berbasis BRIAPI bagi pelaku tekfin.

Tak cuma berorientasi ke ritel, Direktur Operasi, Informasi Teknkologi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rico Usthavia Frans mengatakan, open API juga bermanfaat bagi para perusahaan besar.

Ia mencontohkan bagaimana dengan memanfaatkan API Bank Mandiri bisa langsung melakukan transaksi (coporate payment) langsung dari sistem mereka tanpa melalui bank maupaun layanan cash management.

Baca Juga: Sektor perbankan masih menarik dilirik

“Sementara dari segmen ritel API untuk isi ulang uang elektornik jadi yang paling seksi, karena sekarang ada kemudahan unutk isi ulang via ponsel berteknologi NFC (near communication field),” kata Rico.

Meskipun menawarkan API mereka untuk dimanfaatkan bagi para pihak ketiga, bank-bank besar tersebut juga tak lupa dengan aspek keamanan. Dadang misalnya mengatakan, BNI juga rutin menggelar review dengan security vendor.

Sebelumnya, Head of Digital Channel PT Bank Permata Tbk (BNLI) Indra Gunawan sempat menyatakan kepada Kontan.co,id, secara regulasi baik dari BI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank memang mesti melakukan mitigasi risiko sebelum membuat API mereka bisa diakses publik.

Baca Juga: Pengajuan KPR secara online di BNI sudah tembus 10.000 aplikasi

“Sebelum merilis produk, kami melakukan beberapa tes. Management test, security test, penetration test, hingga report testing,” katanya.




TERBARU

[X]
×