kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Masih semarak, modal ventura buru start up yang bisa beradaptasi di tengah pandemi


Minggu, 11 Oktober 2020 / 12:40 WIB
Masih semarak, modal ventura buru start up yang bisa beradaptasi di tengah pandemi
ILUSTRASI. Karyawan Mandiri Capital Indonesia (MCI) melintas dekat papan nama MCI sesaat setelah peresmian kantor MCI di Jakarta, Senin (14/3). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/14/03/2016


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Asal tahu saja, pendanaan seri A berkisar US$ 3 juta hingga US$ 10 juta. Sayangnya, Eddi tidak mau membocorkan nama dan sektor yang digarap oleh fintech tersebut. Namun sebelumnya, anak perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (Persero) ini tertarik pada fintech yang menjalankan bisnis insurtech dan remittance.

“Saat Covid-19 ini, Mandiri Capital masih merasa startups yang bagus dan inovatif mestinya bisa melewati pandemi. Justru saat pandemi ini, kita tahu mana yang bagus dan sustainable,” tambah Eddi.

Selain fintech, Mandiri Capital masih juga melirik start up yang memberikan solusi kepada para pelaku UKM. Lantaran memiliki peluang yang besar dan UKM berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. "Pada 2020 kami ada budget Rp 50 miliar untuk dua hingga tiga investasi baru. Juga menyiapkan dana Rp 50 miliar untuk pendanaan lanjutan," ujar Eddi.

Baca Juga: Aksi merger dan akuisisi sektor keuangan masih berlanjut di tengah pandemi

Sedangkan Jungle Ventures baru saja mengumumkan berkomitmen untuk berinvestasi dalam jangka panjang di Indonesia. Salah satu Founding Partners Jungle Ventures, Amit Anand menekankan pentingnya bekerja sama dengan Founders asal Indonesia dengan ambisi regional dan global yang melebihi pasar domestiknya.

“Pentingnya founders memanfaatkan ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami ingin berinvestasi kepada para founder yang memiliki visi yang sama dalam ekonomi digital untuk mengatasi keterbatasan model bisnis dan pasar yang ada,” ungkap Amit.

Ia menyebut strategi Jungle Venture dengan pendekatan model investasi portofolio yang terkonsolidasi. Perusahaan fokus terhadap pemilihan beberapa bisnis yang sudah berjalan secara efisien setiap tahunnya.

Juga membantu pengembangan kepemimpinan secara langsung, memberikan modal jangka panjang. Sekaligus membantu penataan neraca keuangan, berinvestasi bersama, dan kemitraan strategis.

Amit bilang dengan filosofi ini memungkinkan Jungle Ventures untuk membangun perusahaan portofolio pilihan yang meliputi perusahaan unggulan di setiap kategori. Ia mencontohkan Kredivo untuk layanan keuangan, Pomelo untuk fast fashion, LivSpace untuk desain rumah dan tempat tinggal, Reddoorz untuk budget travel, dan perusahaan lainnya di Asia Tenggara.

Baca Juga: Di tengah wabah virus corona, ini masker pilihan sejumlah bos mutlfinance

Sejak didirikan pada tahun 2012, Jungle Ventures telah mengalami pertumbuhan pesat dengan lebih dari 35 total perusahaan portfolio  dan dana kelolaan senilai lebih dari US$ 352 juta. Selama kurun waktu 5 tahun, Jungle Ventures  berperan penting dalam pertumbuhan sejumlah perusahaan rintisan di Indonesia termasuk Kredivo, RedDoorz, Sociolla, Waresix, dan lainnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan investasi dan pembiayaan modal ventura mencapai Rp 12,87 triliun hingga Agustus 2020. Nilai itu tumbuh 18,75% year on year (yoy) dibandingkan Agustus 2019 senilai Rp 10,83 triliun. 

Selanjutnya: Bank Mandiri dorong bisnis digital transaction banking

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×