Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Welab Digital Arta (Maucash) menilai pengguna kartu kredit untuk saat ini tak begitu banyak beralih ke fintech peer to peer (P2P) lending, khususnya yang menyediakan metode buy now pay later (BNPL).
Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan menilai metode BNPL atau paylater yang disediakan fintech P2P lending sebenarnya untuk menjangkau segmen masyarakat yang selama ini belum memiliki kartu kredit.
"Apakah segmen pengguna kartu kredit beralih banyak ke segmen paylater? Saya rasa tidak. Paling saat ini hanya 20% kalau segmen tersebut bisa beralih atau shifting ke paylater," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Sabtu (16/9).
Indra menilai kondisi saat ini masyarakat akan memiliki kartu kredit dan paylater secara bersamaan. Hal itu sejalan dengan rate jual yang kompetitif sehingga kedua segmen saling beririsan.
Baca Juga: AdaKami: Pencairan P2P Lending yang Mudah Membuat Pengguna Kartu Kredit Beralih
Selain itu, dia menyebut peralihan pengguna kartu kredit juga didorong oleh tren gaya hidup dan pergeseran segmen masyarakat yang mengenal kartu kredit sekarang juga mengenal paylater.
Sementara itu, Indra menyampaikan peralihan pengguna kartu kredit akan besar ketika fintech berkolaborasi dengan bank digital.
"Kalau bank digital sebagai holding dan fintech lending sebagai penyedia pinjaman itu mungkin saja beralih besar," ujarnya.
Di sisi lain, Indra berpendapat kelebihan Kartu kredit saat ini secara rate lebih murah karena basisnya adalah bank. Selain itu, akses tak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia karena memakai lisensi internasional, seperti MasterCard atau Visa.
"Kalau paylater itu paling hanya bisa di Indonesia dan Asia Tenggara. Jadi, secara fleksibilitas akan berbeda, tetapi saya yakin keduanya akan melengkapi," katanya.
Indra juga menyampaikan Maucash menargetkan pertumbuhan penyaluran dana sebesar 10% hingga akhir September 2023, sedangkan pesertanya mengejar pertumbuhan 16% dari total customer.
Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyampaikan ada kecenderungan peralihan pengguna kartu kredit ke fintech lending atau pinjaman online (pinjol).
Peneliti Ekonomi Digital Indef Nailul Huda menerangkan kecenderungan peralihan itu bisa terlihat berdasarkan data yang dihimpun bahwa pertumbuhan kartu kredit hanya mencapai 0,8% per Desember 2022. Adapun pertumbuhan pinjaman online mencapai 71% pada Desember 2022 dan 18% hingga Juli 2023.
Baca Juga: AFPI Sebut 26 Fintech yang Belum Penuhi Modal Butuh Proses
"Hal itu yang mengindikasikan adanya perpindahan pengguna kartu kredit ke pinjol," ucapnya dalam diskusi publik Indef, Senin (11/9).
Nailul menyampaikan karena adanya perubahan teknologi, membuat penerbitan kartu kredit menjadi menurun. Saat pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2022, pertumbuhan rata-rata hanya 0,8%. Dia menilai hal itu juga yang menyebabkan pengguna kartu kredit beralih ke pinjol.
Hal itu diperkuat dari data penyaluran fintech P2P lending atau pinjol pada 2022 yang meningkat tajam. Adapun penyaluran pinjaman online mencapai Rp 23 triliun hingga Maret 2023.
"Kemungkinan besar ada orang yang tak dapat meminjam atau menerbitkan kartu kredit, mereka beralih ke fintech P2P lending," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News