kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayoritas bank syariah pangkas target, BCA Syariah masih bertahan


Selasa, 07 April 2020 / 21:09 WIB
Mayoritas bank syariah pangkas target, BCA Syariah masih bertahan
ILUSTRASI. Petugas Teller melayani calon jemaah haji di BCA Syariah Jakarta, Senin (4/3). BCA Syariah masih bertahan mengejar pertumbuhan sebesar dua digit tahun ini./pho KONTAN/Carolus Agus Wwaluyo/04/03/2019.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar bank syariah maupun unit usaha syariah bakal memangkas target pembiayaan tahun ini. Pandemi virus corona (Covid-19) yang memukul berbagai sektor dunia usaha tidak hanya mengganggu kemampuan membayar para debitur tetapi bikin permintaan pembiayaan baru sepi.

Unit usaha syariah PT Bank Permata Tbk (Permata Syariah) misalnya akan memangkas target sejalan dengan pemangkasan proyeksi kredit yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dari semula 9%-11% jadi 6%-8%.

Baca Juga: CIMB Niaga Syariah lakukan restrukturisasi, kebanyakan dari sektor perdagangan kecil

Hanya saja, unit usaha syariah ini masih menghitung besaran yang akan dipangkas dari target semula 9%-10%. "Kami sedang menghitung dan angka finalnya belum keluar," kata Direktur Shariah Banking Bank Permata Herwin Bustaman pada Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Meskipun Covid-19 telah berdampak pada kemampuan mencicil para nasabah, Permata Syariah belum menerima permintaan restrukturisasi pembiayaan dari nasabah hingga saat ini. Herwin memperkirakan, pengajuan restrukturisasi kemungkinan baru akan masuk pada kuartal II 2020 ini.

Permata Syariah akan melakukan restrukturisasi terhadap nasabah yang terdampak Covid-19 sesuai dengan kelonggaran aturan yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam penerapan restrukturisasi tersebut, unit syariah ini akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dengan melakukan screening apakah benar nasabah terkena dampak Covid-19 guna mencegah terjadinya moral hazard.

Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) juga akan memangkas target karena rencana bisnis bank (RBB) yang ditetapkan sebelumnya belum memasukkan unsur pandemi Covid-19. Namun, besaran yang akan direvisi masih akan menunggu perkembangan dampak Covid-19 ke depan. Sebelumnya, unit syariah ini menargetkan pembiayaan tahun ini tumbuh 20%.

Baca Juga: Bank BUKU III mengaku likuiditas masih aman di tengah wabah corona

Pandji Djajanegara, Direktur Utama CIMB Niaga Syariah mengatakan, pihaknya masih menunggu kapan Covid-19 berujung, lalu berapa lama kondisi bisa normal kembali setelah virus berakhir dan berapa nasabah yang harus direstrukturisasi. "Angka persentase maupun besarannya target belum bisa disampaikan mengingat banyaknya asumsi diatas yang masih belum bisa justified," ujarnya.

CIMB Niaga Syariah sudah mulai melakukan restrukturisasi pembiayaan terhadap nasabah yang terdampak Covid-19 setelah adanya pelonggaran aturan yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pembiayaan sampai Rp 10 miliar. Kebanyakan nasabah unit usaha syariah ini yang mengajukan restrukturisasi berasal dari sektor perdagangan kecil dan hospitality.

Meskipun Covid-19 telah menekan kemampuan membayar nasabah CIMB Niaga Syariah, namun rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) unit syariah ini masih terjaga baik. Pandji bilang, NPF masih stabil di angka sekitar 1%.

BRI Syariah juga sedang mengevaluasi target pembiayaan tahun ini sembari terus memantau perkembangan yang terjadi. Bank ini sudah mulai menginventarisir nasabah-nasabah yang kemungkinan terdampak Covid-19. Perseroan akan melakukan restrukturisasi terhadap nasabah yang usahanya terganggu akibat pandemi tersebut.

Baca Juga: Bank Permata Syariah akan pangkas target pembiayaan karena wabah corona

Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Mulyatno Rachmanto mengatakan, pihaknya akan memberikan kesempatan restrukturisasi pembiayaan kepada pekerja informal, berpenghasilan harian, dan usahanya terdampak Covid-19 serta mengalami kesulitan pembayaran angsuran. "Namun, bagi nasabah yang tidak terdampak serta memiliki kemampuan untuk membayar agar tetap melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan waktunya," ujarnya.

Sementara Bank BCA Syariah belum berencana merevisi rencana bisnisnya tahun ini. Bank ini belum merasakan dampak Covid-19 karena pembiayaan perseroan masih tumbuh baik dan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga masih terkendali.

John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah mengatakan, pertumbuhan aset bank ini masih kuat mencapai 20% secara year on year (YoY) dengan pembiayaan meningkat 19,8% YoY pada bulan Maret 2020. Tahun ini, bank syariah ini mematok target pembiayaan tumbuh sekitar 10%-15%.

Rasio Non Performing Financing BCA Syariah per akhir Masih terkendali. Rasio NPF gross ada di level 0,67% dan NPF net 0,24%. Bank ini juga belum menerima permintaan restrukturisasi pembiayaan karena terdampak Covid-19. Namun, John memperkirakan ke depan akan ada permintaan untuk itu mengingat Covid-19 sudah memukul dunia usaha secara keseluruhan.

Baca Juga: BCA Syariah tak revisi target di tengah wabah corona, ini alasannya

Untuk melakukan restrukturisasi, BCA Syariah akan mengikuti relaksasi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk restrukturisasi kredit sampai dengan Rp 10 miliar. Guna mencegah moral hazard terkait kelonggaran restrukturisasi, bank ini akan sudah menetapkan indikator penilaian bagi nasabah.

Pertama, BCA Syariah akan menyampaikan pemberitahuan kepada nasabah dan memberi kesempatan konsultasi mencari solusi terbaik. Setelah paham situasi nasabah, lanjut John, bank ini akan memberi solusi yang pas bagi kondisi atau masalah yang dihadapi. "Kami membuat berbagai paket sebagai pilihan bagi nasabah sesuai dengan kondisi masing-masing nasabah," kata John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×