Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) mencatat kinerja positif terkait lini asuransi properti. Risk, Legal, and Compliance Director Mega Insurance Diang Edelina mengatakan pendapatan premi perusahaan dari lini asuransi properti mencapai Rp 158 miliar per Mei 2025.
"Nilai itu tumbuh 14%, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu," ujarnya kepada Kontan, Kamis (19/6).
Diang menerangkan pertumbuhan tersebut dipicu fokus perusahaan dalam melakukan kontrol risiko melalui seleksi bisnis, term and condition, peralihan bisnis yang memilki loss ratio tinggi, serta mengelola biaya klaim dengan peningkatan layanan klaim.
Secara rinci, Diang menyampaikan kinerja asuransi properti dari sektor korporasi cukup baik per Mei 2025. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan pendapatan premi sektor korporasi lebih dari 10% secara Year on Year (YoY).
Baca Juga: Premi Asuransi Perjalanan Mega Insurance Tumbuh 115% per April 2025
"Adapun premi sektor korporasi mendominasi dengan porsi lebih dari 50% dari total portofolio premi asuransi properti Mega Insurance per Mei 2025," tuturnya.
Sampai akhir tahun ini, Diang memproyeksikan lini asuransi properti masih memberikan prospek yang cukup menjanjikan. Oleh karena itu, dia memperkirakan lini asuransi properti Mega Insurance tetap dapat tumbuh dan bisa menjadi top 3 kontributor pendapatan premi perusahaan pada tahun ini.
Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi properti sebesar Rp 7,80 triliun pada kuartal I-2025. Nilai itu terkontraksi cukup dalam sebesar 14,1%, jika dibandingkan pencapaian periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,08 triliun.
Baca Juga: OJK: Penurunan Suku Bunga BI di Mei 2025 Berpotensi Dorong Kinerja Asuransi Properti
Ketua Umum AAUI Budi Herawan menerangkan salah satu penyebab utamanya, yakni adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global. Dengan demikian, memengaruhi perusahaan untuk melakukan efisiensi sehingga berdampak juga terhadap lini asuransi properti.
"Kontraksi yang terjadi di lini properti karena kondisi ekonomi global sehingga sektor korporasi itu lebih banyak melakukan efisiensi terhadap pembelanjaan, termasuk asuransi," ungkapnya dalam konferensi pers AAUI di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/6).
Budi menambahkan efisiensi yang dilakukan korporasi tersebut membuat mereka membatasi perlindungan untuk beberapa platform bisnis saja.
Baca Juga: Mega Insurance Lakukan Repricing untuk Produk Asuransi Kesehatan Mulai 2025
Selanjutnya: BEI Beri Sinyal Kode Domisili Dibuka Pada Juli 2025
Menarik Dibaca: Cerita Maudy Ayunda dan Caca Tengker Kala Menggunakan Lotion dengan Kandungan Oat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News