Reporter: Nina Dwiantika, Roy Franedya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan lebih efisien dalam bisnis remitansi atau pengiriman uang, terutama dalam melayani tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut BI, bank lokal kalah bersaing dengan bank asing dalam menggarap TKI.
Gubernur BI, Darmin Nasution mengatakan, para TKI lebih banyak menggunakan jasa bank asing karena biayanya lebih murah ketimbang tarif bank lokal. "Kalau bank lokal hanya sibuk meningkatkan edukasi untuk TKI, tidak akan mengubah daya saing," ujarnya, Senin (1/8).
Untuk menyiasati hal itu, bank lokal bisa menghadirkan produk layanan yang kombinatif. Misalnya, bank memberikan pinjaman untuk TKI dan keluarga untuk membeli kerbau dan sapi.
Jadi, mereka bukan cuma mendapatkan kredit rumah atau kendaraan. "Ini membuat TKI dan keluarga mereka lebih produktif. Layanan seperti ini yang harusnya dikembangkan," tambahnya. Di sisi lain, bank sentral akan membentuk tim untuk mengkaji lebih mendalam penyebab TKI menggunakan bank asing dibanding bank lokal.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar membenarkan pernyataan Darmin. Menurutnya, TKI di Hong Kong dan Taiwan sebagian besar mengirimkan uang melalui dua bank di negara tersebut. "Bank kita belum bisa memanfaatkan potensi keuangan yang ada," terangnya.
Selama ini, TKI mengirim uang lewat bank asing, lalu diteruskan ke bank nasional yang memiliki jaringan luas di Indonesia. BI menginginkan TKI langsung mengirimkannya ke bank nasional, tanpa harus melewati bank asing.
Sejumlah bankir menolak dinilai tidak efisien, sehingga kalah bersaing dibandingkan bank asing. Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini mengungkapkan, bisnis remittansi bank nasional tidak kalah bersaing dengan bank asing. Layanan makin baik seiring banyaknya kantor pelayanan di luar negeri.
BI memperkirakan, hingga akhir Juni lalu jumlah TKI yang mengirimkan uang mencapai 44.241 orang. Sementara nilai remitansi mereka sebesar US$ 559,36 juta.
Kawasan yang paling mendominasi melakukan pengiriman uang adalah Asia, mencapai 57,5%. Sedangkan kawasan Timur Tengah dan Afrika menyumbang 40,3% dan Amerika serta Eropa sekitar 2,1% .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News